Harga Terus Anjlok, Petani Kalteng Bakar Buah Sawit

PALANGKA RAYA, Canal Berita — Petani kepala sawit di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bakar tandan buah segar (TBS). Aksi yang dilakukan tersebut merupakan bentuk kekecewaan petani atas anjloknya harga.

Perwakilan ribuan petani kelapa sawit yang terdaftar di Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPW APKASINDO) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), sangat menyayangkan pasca dibukanya keran ekspor justru TBS anjlok.

Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan DPW APKASINDO Kalteng, Gusto Adrianus menyampaikan, hari ini, Selasa 14 Juni 2022 petani kelapa sawit di seluruh Indonesia menyatakan keprihatinan anjloknya harga TBS, sehingga secara simbolis mereka membakar TSB.

Karena menurutnya, petani merugi akibat terus anjloknya harga TBS ditambah harga pupuk terus meroket naik. Sejak dibuka keran ekspor dengan berbagai aturan-aturan harga TBS bukan naik justru turun, sehingga petani kelapa sawit menjerit.

“Saya sampaikan, aksi ini tidak hanya di Kalteng saja tetapi diseluruh Indonesia, yaitu dengan harapan TBS kami bisa jadikan kompos karena harga pupuk naik 300% pak nggak sanggup petani ini. Jadi kami hari ini meminta perhatian Pak Jokowi Presiden kami yang kemarin sudah merespon aksi kami di Jakarta hanya dalam dua hari memutuskan membuka keran ekspor, kami bersorak gembira itu Pak karena kami berpikir harga TBS segera naik tapi ternyata sampai hari ini entah apa masalahnya itu ternyata harganya anjlok,” tegas Gusto.

Tak lepas dia meminta Presiden Jokowi untuk mengecek kebijakan dari bawahan seperti menteri, dikhawatirkan ada yang tidak sinkron. Dan jika ada pelanggaran diharapkan segara mencopot yang bersangkutan.

“Kami dari petani sawit di Indonesia berharap bapak Jokowi bisa membantu dan melihat permasalahan yang terjadi. Berikan lah perhatian kepada kami pak, karena berapa ribu masyarakat bergantung dengan perkebunan sawit mereka,” harap wanita berkacamata itu.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPW APKASINDO Kalteng, Hatir Sata Tarigan menambahkan, sekarang ini harga Crude Palm Oil (CPO) dunia menjulang tinggi dan saat itulah sebenarnya petani itu mengharapkan ada kesejahteraan, tapi kenyataannya di Indonesia justru anjlok.

Diterangkan Hatir sapaan akrabnya, di negara tetangga Malaysia harga TBS tembus Rp 5.300 per kilogram sedangkan di Indonesia berkisar Rp 1.800 per kilogram, jadi perbedaan perkiraan mencapai Rp 2.500 sampai Rp 3.500 dalam per kilogramnya.

Harusnya kabar baik dibukanya keran ekspor, ini justru sangat membuat petani kelapa sawit menjerit ditambah harga pupuk kian mahal diatas harga TBS turun.

“Kami harapkan Bapak Presiden RI bisa memperhatikan ini, sehingga petani kepala sawit tidak menderita disaat harga CPO dunia mendulang tinggi. Aksi ini merupakan bentuk keluh kesah para petani kepala sawit sehingga pemerintah bisa memperhatikan ini semua,” tutupnya. (CNB1)