Masyarakat Kotim Diedukasi Peduli Pemberantasan TBC

CANALBERITA.COM – Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah (Kalteng) diedukasi dan diimbau turut peduli dalam pemberantasan penyakit tuberkulosis atau TBC karena termasuk penyakit yang berisiko menyebabkan kematian.

Ini perlu menjadi perhatian karena TBC merupakan penyakit menular dan mudah menularkan karena penularannya melalui kontak udara dari percikan droplet pasien TBC ketika sedang bersin atau batuk,” kata Staff Program Implementing PR Komunitas Konsorsium Penabulu-STPI Unit Kotawaringin Timur, Nana Handayana, Kamis 31 Maret 2022.

Dilansir dari Antara, PR Komunitas Konsorsium Penabulu -STPI adalah Principal Recipient (PR) Komunitas TBC, yang berdampingan dengan PR Kementerian Kesehatan dan Program Nasional Penanggulangan TBC yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML).

Dalam kerja sama dengan para mitra, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI bertujuan mengakselerasi eliminasi TBC 2030 di 30 provinsi dan 190 kota/kabupaten, termasuk di Kabupaten Kotawaringin Timur.

Tuberkulosis atau biasa disebut TBC adalah penyakit menular yang masih menjadi momok di masyarakat, namun cenderung belum dianggap penting untuk diberantas.

Upaya yang dilakukan untuk pemberantasan TBC yaitu penemuan dan pendampingan pasien TBC sensitif obat, penemuan dan pendampingan pasien TBC resisten obat. Selain itu, penguatan sistem komunitas, serta upaya untuk mengatasi hambatan hambatan yang dihadapi pasien dalam mengakses pelayanan TBC berkualitas sampai sembuh.

Nana menyebutkan, untuk di Kalteng, konsorsium Penabulu-STPI memiliki wilayah dampingan di Kabupaten Kotawaringin timur yang dalam implementasi pelaksanaan programnya dilaksanakan oleh implementasi Unit Kotawaringin Timur atau IU Kotim.

Terkait peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2022, Penabulu-STPI IU Kotim melaksanakan serangkaian kegiatan yaitu berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas Ketapang I mengadakan penyuluhan, skrining dan pemeriksaan TBC kepada warga binaan Lapas Kelas II B Sampit pada Senin 28 Maret 2022 dengan peserta sebanyak 50 orang.

Kegiatan juga dilaksanakan berkolaborasi dengan Puskesmas Baamang II yaitu penyuluhan di SMP 11 Sampit dengan peserta sebanyak 50 orang.

Tim juga mengadakan kampanye kepada masyarakat dengan membagikan media KIE dan penandatanganan komitmen ikut mendukung penanggulangan TBC di halaman gedung KNPI Kotim pada Selasa 29 Maret 2022.

Penanggulangan TBC yang telah dilakukan IU Kotim berbasis komunitas. Semua kegiatan ujung tombaknya adalah kader komunitas. Sebanyak 30 kader ada di Kecamatan Baamang, Mentawa Baru Ketapang, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Kotabesi, Cempaga, Cempaga Hulu, Parenggean yang bekerjasama dengan Puskesmas yang ada di wilayah tersebut.

Kegiatan yang dilaksanakan seperti investigasi kontak dengan mengunjungi pasien TBC dan menskrining terduga serumah dan sekitarnya. Tim membantu terduga TBC untuk memeriksakan diri ke Puskesmas untuk mendeteksi TBC.

Kegiatan lain yaitu menemukan kasus baru TBC, mendampingi pasien TBC dengan memberikan edukasi-edukasi tentang TBC sampai pasien tersebut sembuh.

Tim juga mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit TBC. Kegiatan penanggulangan TBC ini untuk mendukung eliminasi TBC di Indonesia tahun 2030.

Data SITB tahun 2021, kasus TBC di Kotawaringin Timur ada 461 kasus yang penanganannya di 21 puskesmas yang ada di daerah ini serta di RSUD dr Murjani Sampit.

Saat ini program IU Kotim baru bisa terlaksana di 14 wilayah Puskesmas, yang terdekat, sedangkan untuk wilayah Puskesmas yang jauh, belum terjangkau.
Prinsipnya, untuk mencapai target eliminasi TBC di Indonesia tahun 2030 perlu peranan aktif semua pihak, khususnya seluruh elemen lapisan masyarakat dapat mengambil peran.

Upaya yang dilakukan yaitu menyebarluaskan informasi mengenai TBC kepada warga sekitarnya dengan menggunakan aset media sosial yang dimiliki untuk membantu memperkenalkan penyakit TBC.

Kehadiran pegiat TBC agar lebih diketahui oleh masyarakat, memberikan sudut pandangan baru kepada masyarakat dalam melihat isu-isu TBC serta menghilangkan stigma negatif terkait dengan TBC di lingkungan sekitar,” tambah Nana.

Masyarakat diberi pemahaman, terduga TBC yang memiliki gejala utama adalah batuk. Gejala lainnya yaitu sesak nafas, berkeringat pada malam hari, demam atau meriang kurang dari satu bulan.

Faktor risikonya yaitu perokok, ibu hamil dan penderita diabetes melitus segera dibantu untuk mendapatkan layanan pemeriksaan TBC di wilayah puskesmas masing-masing atau juga dapat berkoordinasi dengan Pemegang Program TBC di Puskesmas.

Eliminasi TBC di masyarakat pada umumnya akan berhasil apabila semua sektor bekerja sama dalam mendukung penanggulangan TBC. Jalankan program TOSS TB yakni temukan, obati, sampai sembuh,” kata Nana Handayana.

Ketua DPD KNPI Kotim Endra Rosana merespons dan mendukung kegiatan tersebut. Pihaknya juga berterima kasih karena dilibatkan dalam kegiatan yang mengemban misi mulia tersebut.

Kita sama-sama berharap upaya yang kita laksanakan ini membawa manfaat bagi masyarakat luas, khususnya untuk terus menekan dan memberantas TBC. Melalui edukasi seperti ini, kami yakin masyarakat kita juga semakin peduli terhadap kesehatan diri, keluarga dan orang lain,” kata Endra Rosana. (BS/CNB)