canalberita.com-PT Berkala Maju Bersama (BMB) adalah industri kelapa sawit, dengan bidang usaha perkebunan dan pabrik yang berlokasi di Kuala Kurun dan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
BMB di dirikan pada tahun 2011 oleh putra asli Suku Dayak asal Kabupaten Gunung Mas bernama Conelis Nalau Anton. Memiliki luas lahan sebesar 10.000 hektar. Perusahaan juga bermitra dengan skema petani plasma di Kuala Kurun dan petani mandiri di Manuhing, masing-masing mengelola 3.000 hektar.
Dalam perjalanannya, BMB terus berkembang dari perusahaan lokal kemudian “bermetamorfosis” menjadi perusahaan berskala internasional. Sungguh pencapaian prestasi yang luar biasa bagi orang lokal. Ini satu kebanggaan bagi utus (suku) Dayak.
Bagi pria kelahiran 10 Agustus 1973 ini, membela utus tak cukup hanya dengan kata-kata, tapi dengan perbuatan diiringi dengan doa. Kendatipun diakuinya, kepemilikan saham pada perusahaan ini sebagian modal asing, akan tetapi tetap di operasionalkan oleh putra daerah dibantu tenaga profesional dari luar daerah.
“Hampir 70 % karyawan adalah orang lokal. Kalaupun ada dari luar Gunung Mas adalah tenaga teknis, karena sudah memiliki pengalaman kerja yang cukup di perkebunan kelapa sawit dibanding kita orang lokal,” kata pria yang akrap disapa Cornelis, saat di bincang canalberita.com di ruang kerjanya, Kamis, 5 Agustus 2021 pagi.
Lebih lanjut pria yang mengalir darah kental Suku Dayak Ngaju dalam tubuhnya ini menceritakan tentang perjalanan BMB selama kurun waktu 10 tahun sejak didirikan. Walau BMB sudah menjadi perusahaan berskala internasional, namun BMB tetaplah BMB rasa lokal. Ia beralsan, dua orang yang duduk di jajaran manajemen dengan jabatan direktur, dua-duanya adalah putra asli Gunung Mas.
“Saya salah satu owner, menjabat Komisaris, menjabat Direktur. Terus Pak Wagetama yang juga asli Putra Gunung Mas menjabat Direktur Operasional”. Jelasnya. “Jadi tidak ada alasan bagi pihak-pihak tertentu yang masih meragukan kehadiran PT BMB. Dan BMB satu-satunya di Kalimantan Tengah yang didirikan dan di pimpin putra asli Gunung Mas, Dayak Ngaju,” timpalnya anak pasangan dari Nalau (ayah) dan Betsi (ibu) ini.
Kembali ia menjelaskan, walapun saat ini duduk di jajaran manajemen masih ada yang bukan orang lokal. Dirinya yang juga menjabat sebagai Direktur Hukum dan Sosial, tetap berkomitmen memberdayakan orang-orang lokal, seperti komitmennya pada saat medirikan BMB 10 tahun yang lalu dengan melawan segala keterbatasan, baik modal maupun sumber daya manusia (SDM) di bidang perkebunan kelapa sawit.
Namun ia tetap percaya berkat pertolongan Tuhan, karena sebelum menamakan BMB melalui doa memohon petunjuk darinNya sehingga lahirlah nama Berkala Maju Bersama. Nama BMB sendiri jelasnya, mengandung makna yang dalam, dengan harapan memajukan ekonomi masyarakat lokal yang pada akhirnya tingkat kesejahtraan masyarakat lokal meningkat untuk lebih baik lagi.
“Melalui BMB ini saya ingin orang lokal secara berkala atau step by step maju secara bersama-sama membangun pondasi ekonomi keluarga. Karena ketahanan ekonomi keluarga adalah benteng pertahanan ekonomi daerah, secara luas Bangsa dalam menghadapi berbagai tuntutan kebutuhan ekonomi keluarga, apalagi seperti saat ini menghadai pandemi Covid-19,” tutupnya.
(red/adv-3)
Tinggalkan Balasan