Apkasindo Kalteng Minta Pemerintah Perhatikan Harga TBS Petani

PALANGKA RAYA, Canal Berita — Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kalteng terus memperjuangkan kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS) kepala sawit.

Karena pasca dibukanya keran ekspor Crude Palm Oil (CPO) oleh Presiden Ir Joko Widodo pada 23 Mei 2022 kemarin, belum mempengaruhi harga TBS khususnya di tingkat petani.

Menurut Ketua Apkasindo Kalteng, MT Pandiangan, sampai sekarang harga TBS kepala sawit terus anjlok bahkan harga hanya Rp 900 rupiah. Sehingga para petani terus merugi dan menderita akibat anjloknya harga TBS tersebut.

Akan tetapi, menurutnya, pemerintah sudah berupaya dalam mengatasi anjloknya harga TBS kelapa sawit, namun mereka mengawali dari segi sektor minyak goreng dan harga minyak goreng curah sudah berada di Rp 14.000.

“Kedepan setelah minyak goreng dibenahi oleh Menteri Perdagangan akan sampai pada TBS. Disampingi ini juga kami sudah mengusulkan ke Presiden agar seluruh perusahaan sawit dalam penampungan hasil TBS petani,” ucap Pandiangan kepada wartawan di kantornya Jalan G Obos Induk Kota Palangka Raya, Rabu 29 Juni 2022.

Ia berharap, Permentan Nomor 1 tahun 2018 segera dicabut. Karena Menteri Pertanian menjanjikan tiga bulan dan ini yang menjadi hambatan bagi para petani kepala sawit untuk mencapai harga yang maksimal, sesuai dengan penetapan harga pemerintah daerah.

“Kami berharap dalam waktu satu bulan ini harga TBS bisa bergerak, karena sudah cukup para petani menderita akibat anjloknya harga,” tutupnya.

Disampingi itu, Plt Kadis Perkebunan Kalteng, Rizky R Badjuri menerangkan, pihak juga mendorong pemerintah pusat dalam hal ini Kemendag bisa lebih luas membuka peraturan terkait larangan ekspor CPO.

“Dalam hal ini kita tidak tinggal diam, bahkan kami juga mendorong pemerintah pusat mengambil kebijakan dalam mengatasi permasalahan harga TBS ini,” ucap singkatnya. (CNB1)