Selama Covid-19, Kasus HIV AIDS di Kalteng Meningkat

CANALBERITA.COM – Selama pandemi Covid-19 kasus HIV (Human Immunodeficiency virus) AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengalami peningkatan yang singnifikan.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Kalteng, Saidah Suryani melalui Riska Ovany SKM MKes Epid selaku Pengelola Program KPA Provinsi Kalteng kepada awak media ini di kantornya, Rabu 6 April 2022.

Menurut Riska Ovany, berdasarkan data yang diterima pihaknya sejak pandemi Covid-19 tahun 2020 sampai sekarang lonjakan kasus HIV AIDS turut mengalami peningkatan yang signifikan.

Dimana pada tahun 2020 untuk kasus HIV sebanyak 165 kasus dan kasus AIDS sebanyak 147 kasus, kemudian tahun 2021 kasus HIV sebanyak 95 kasus dan AIDS sebanyak 120 kasus berbadarkan data akumulatif.

“Untuk data 2018 dan 2019 cenderung lebih rendah, yaitu pada tahun 2018 kasus HIV sebanyak 37 kasus dan AIDS sebanyak 91 kasus. Sedangkan tahun 2019 kasus HIV 76 kasus dan AIDS sebanyak 158 kasus. Artinya pada tahun-tahun pandemi Covid-19 justru mengalami peningkatan,” terangnya.

Katanya, karena saat pandemi Covdi-19 jangkauan penyuluhan dan kegiatan dari KPA tingkat kabupaten/kota mengalami keterbatasan lantaran terbentur dana dan keterbatasan aktivitas bertatap muka. Dan biasanya juga orang yang terpapar HIV AIDS menolak datang sendiri ke puskesmas terdekat jika tanpa pendampingan.

“Masa pandemi Covid-19 tingkat setres seseorang cenderung lebih tinggi akibat terbatasnya aktivitas, sehingga daya tahan tubuh seseorang mengalami penurunan dan penyakit HIV AIDS yang diderita bertambah parah. Sebab, HIV AIDS itu hampir mirip dengan Covid-19 yaitu sebuah virus yang menyerang daya tahan tubuh seseorang,” dijelaskan Pengelola Program KPA Provinsi Kalteng tersebut.

Selain itu katanya, ada juga disebabkan faktor seseorang tersebut mulai bosan untuk mengkonsumsi obat sehingga waktu itu lah HIV AIDS dengan cepat menterang organ-organ tubuh seseorang dan terjadi penurunan fisik (drof).

“Dan atau dia sudah lama mendiri HIV AIDS tetapi tidak mengetahui dan enggan memeriksakan diri, setelah tubuh tak bisa lagi menahan dan diperiksakan di rumah sakit baru mengetahui dia tertular HIV AIDS,” cetusnya. (CNB1)