Sinyal Jokowi Setop Ekspor Sawit, Buruan Cek Saham-saham CPO!

canalberita.com — Saham-saham emiten perkebunan kelapa sawit pada perdagangan Kamis kemarin (14/10), kompak menguat seiring dengan kenaikan 1,36% Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di level 6.626,11, level psikologis baru.

Selain itu, melesatnya saham emiten CPO juga terjadi di tengah kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberi sinyal untuk mengerem ekspor minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO). Pernyataan Jokowi ini disampaikan dalam sebuah pidato sambutan di Lemhannas, Rabu lalu (14/10/2021).

Bahkan dalam pernyataan, Jokowi juga menjanjikan ancang-ancang berupa pembentukan tim pengacara khusus untuk melawan potensi gugatan negara pengimpor CPO.

“Di suatu titik nanti, setop yang namanya ekspor CPO. Harus jadi kosmetik, harus jadi mentega, harus jadi biodiesel, dan turunan lainnya [di dalam negeri],” kata Jokowi.

Berikut pergerakan harga saham emiten sawit, Kamis (14/10).

– Bakrie Sumatra (UNSP) +3,33% Rp 124, transaksi Rp 164 juta

– Dharma Satya (DSNG) +2,52% Rp 610, transaksi Rp 31 M

– Gozco Plantations (GZCO) +1,91% Rp 53, transaksi Rp 406 juta

– Sawit Sumbermas (SSMS) + 1,81% Rp 1.125, transaksi Rp 19 M

– London Sumatra (LSIP) +1,41% Rp 1.440, transaksi Rp 102 M

– Sampoerna Agro (SGRO) +0,77% Rp 1.960, transaksi Rp 177 juta

– Mahkota Group (MGRO) +0,68% Rp 740, transaksi Rp 2 M

– Astra Agro +0,48% Rp 10.375, transaksi Rp 38 M

– Smart (SMAR) +0,46% Rp 4.370, transaksi Rp 38 juta

– Salim Ivomas (SIMP) +0,40% Rp 496, transaksi Rp 10 M

– Eagle High (BWPT) flat, Rp 99, transaksi Rp 22 M

Sementara itu, yang mengalami koreksi yakni saham PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA), emiten CPO dan karet, dengan koreksi 3,53% di Rp 164/saham dan emiten sawit Grup Saratoga PT Provident Agro Tbk (PALM) -0,40% di Rp 498/saham.

Jokowi sebelumnya tampak semakin ‘gerah’ dengan hasil kekayaan alam Indonesia yang hanya diekspor mentah, tanpa dijadikan produk yang bernilai tambah. Hilirisasi menjadi tujuan utama Jokowi membangun industri dalam negeri.

Selama bertahun-tahun, Indonesia dinilai hanya mengekspor barang mentah ke berbagai negara. Padahal, produk komoditas andalan domestik seperti minyak sawit mentah dan batu bara dapat menjadi disulap menjadi produk bernilai tinggi.

Berbicara saat memberikan pengarahan kepada peserta PPSA XXIII 2021 LNKRI di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jokowi mengaku tak menutup kemungkinan untuk menyetop ekspor CPO.

“Sawit juga suatu titik juga disetop ekspor CPO,” kata Jokowi, Rabu (13/10/2021).

Jokowi mengatakan, komoditas minyak kepala sawit mentah dapat diolah menjadi produk bernilai tambah seperti kosmetik, mentega, biodiesel, hingga turunan lainnya.

“Sekali lagi kita harus punya keberanian,” kata eks Gubernur DKI Jakarta itu.

Tim Riset CNBC Indonesia menilai salah satu sentimen bagi saham-saham sektor CPO yakni prospek harga CPO dunia. Dalam sepekan harga CPO memang turun 0,68%, sementara dalam sebulan masih melesat 11,50%. Sementara itu, secara year to date (ytd) melonjak 29,94%.

Namun, prospek harga CPO masih cerah. Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga CPO bisa melesat ke atas MYR 5.000/ton karena titik resistance MYR 4.910/ton sudah tertembus.

“Setelah menebus titik resistance MYR 4.910/ton, harga bisa naik ke kisaran MYR 5.196-5.276/ton,” sebut Wang dalam risetnya.

Bahkan, lanjut Wang, ada proyeksi yang lebih optimistis. Saat titik resistance MYR 4.910/ton sudah tertembus, bukan tidak mungkin harga naik sampai ke MYR 5.341/ton.

Wang menilai saat ini harga CPO sedang mengarungi gelombang 5. Dalam kekuatan penuh, gelombang ini bisa membawa harga naik sampai ke rentang MYR 5.506-6.128/ton. Apabila harga benar-benar menyentuh 6.128/ton, maka ada lonjakan 24,12% dari posisi saat ini.

Kini, lanjut Wang, titik MYR 4.910/ton sudah menjadi titik support baru. Jika harga turun hingga menembus titik ini, maka ada peluang koreksi tipis ke MYR 4.824/ton.

 

CNBC