Proyeksi Harga Pertalite yang Akan Diumumkan Jokowi: Rp8.500-Rp10 Ribu

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi sinyal kenaikan harga BBM jenis pertalite dan solar subsidi akan diumumkan dalam waktu dekat.
Menurut dia, hitung-hitungan kenaikan harga BBM bersubsidi akan diberikan oleh sejumlah hari ini.

“Untuk (kenaikan harga) BBM-nya semua masih dikalkulasi dan hari ini akan disampaikan kepada saya mengenai hitung-hitungan dan kalkulasinya,” ucap Jokowi usai membagikan BLT BBM di Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Jumat (2/9).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi sinyal kenaikan harga BBM jenis pertalite dan solar subsidi akan diumumkan dalam waktu dekat.
Menurut dia, hitung-hitungan kenaikan harga BBM bersubsidi akan diberikan oleh sejumlah hari ini.

“Untuk (kenaikan harga) BBM-nya semua masih dikalkulasi dan hari ini akan disampaikan kepada saya mengenai hitung-hitungan dan kalkulasinya,” ucap Jokowi usai membagikan BLT BBM di Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Jumat (2/9).

Namun, Komaidi mengatakan pemerintah juga bisa menggunakan harga pertalite menjadi dua jenis. Motor tetap harga sekarang sebesar Rp7.650 per liter, sedangkan mobil naik menjadi Rp10 ribu per liter.

“Kenapa begitu? karena kan sedang pemulihan ekonomi. Kalau naik semua nanti ekonomi kontraksi,” ujar Komaidi.

Sementara, ia memproyeksi harga solar berpotensi naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Angka itu masih di bawah harga keekonomian yang mencapai Rp17 ribu-Rp18 ribu per liter.

“Tapi memang kalau naiknya Rp10 ribu agak signifikan dari sekarang Rp5.150 tapi ya monggo yang penting tetap diantisipasi,” katanya.

Senada, Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan memproyeksi harga pertalite naik menjadi Rp10 ribu per liter. Namun, untuk solar hanya meningkat menjadi Rp8.500 per liter.

Tak hanya dua itu, Mamit memprediksi harga pertamax juga naik menjadi Rp16 ribu per liter. Hal itu dilakukan agar selisih pertamax dan pertalite tidak terlalu tipis.

Jika tak naik, maka mayoritas masyarakat yang biasa mengonsumsi pertalite berpotensi beralih ke pertamax. Hal itu akan membuat keuangan PT Pertamina (Persero) boncos.

“Ketika ada penyesuaian harga pertalite masyarakat banting ke pertamax, nanti beban Pertamina juga pusing kerugian. Jadi win win solusi antara pemerintah dan Pertamina,” ungkap Mamit.

Saat ini, harga pertamax masih ditahan di level Rp12.500 sampai Rp13 ribu per liter. Sementara, harga BBM setara pertamax di SPBU ‘tetangga’ sudah lebih dari Rp17 ribu per liter.

Meski berpotensi naik, Mamit mengingatkan kepada Pertamina bahwa harga pertamax harus turun jika harga minyak mentah melandai. Hal ini agar kebijakan yang dibuat tetap adil bagi masyarakat.

“Tapi harus konsisten, kalau pun memang saat evaluasi bulan depan harga minyak turun, harga pertamax juga harus disesuaikan lagi dengan tingkat keekonomian,” jelas Mamit.

(sumber: cnnindonesia.com)