Melebarnya Perbedaan Harga Minyak Nabati Untungkan Minyak Sawit

KUALA LUMPUR, Canal Berita — Dalam laporannya pada awal September 2022, CGS-CIMB mencatat harga CPO akan tetap tinggi meskipun stok minyak sawit meningkat karena diskon yang diterapkan antara RBD Olein asal Malaysia dan minyak kedelai Argentina, dengan kesenjangan melebar sekitar US$ 358 per ton per 1 September dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir hingga 2021 yang hanya berbeda sekitar US$ 90 per ton.

Ini akan mengakibatkan permintaan beralih ke minyak sawit di banyak negara pengimpor untuk mengurangi stok, menurut pandangan kami,” kata analis CGS-CIMB, Ivy Ng dan Nagulan Ravi seperti diansir InfoSAWIT dari  The Edge Markets.

Mereka menambahkan bahwa kekurangan tenaga kerja di Malaysia diperkirakan akan membaik pada akhir tahun 2022, sehingga dapat membatasi pemulihan produksi minyak sawit Malaysia dalam beberapa bulan mendatang.

Perlu dicatat bahwa dalam pernyataan resminya pada awal September 2022, Asosiasi Minyak Sawit Malaysia (MPOA) memperingatkan bahwa lambat kembalinya pekerja ke sektor perkebunan dapat membuat produksi CPO negara itu menurun selama tiga tahun berturut-turut.

Dengan kondisi tersebut Diperkirakan produksi CPO hanya mencapai 18 juta ton tahun ini sementara MPOB memperkirakan 18,5 juta ton. CGS-CIMB memprediksi harga CPO dapat diperdagangkan antara RM 4.000 sampia RM 4.500 per ton pada bulan September 2022.

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Canalberita.com dengan infosawit.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, 
grafis,  video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab infosawit.com.