Prospek Pasar Minyak Sawit Masih Menjanjikan

canalberita.com — Perkebunan kelapa sawit nasional yang terus bertumbuh di berbagai pulau besar Indonesia, juga memiliki potensi besar akan keberhasilan pembangunan ekonomi masyarakat sekitarnya. Besarnya potensi ekonomi masyarakat, memang berasal dari pertumbuhan perkebunan kelapa sawit yang selalu melibatkan masyarakatnya.

Seperti Pulau Sumatera yang telah memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 8,36 juta hektar, memiliki potensi besar untuk lebih berkembang. Pasalnya, keberadaan perkebunan kelapa sawit milik masyarakat, secara total hampir mencapai 50% atau seluas 4,15 juta hektar. Tingginya potensi lahan perkebunan kelapa sawit milik masyarakat, juga membutuhkan kemitraan dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Demikian pula dengan kepemilikan kebun sawit di Pulau Sulawesi, dimana keberadaan lahan perkebunan kelapa sawit milik petani telah mencapai 294,492 hektar. Dimana, keberhasilan perkebunan kelapa sawit milik petani, tidak serta merta langsung terjadi. Melainkan melalui berbagai pola kemitraan petani dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit, juga telah menjadi kekuatannya.

Pentingnya keberadaan perkebunan kelapa sawit, yang menjadi bagian dari ekonomi masyarakat, juga terjadi di Pulau Kalimantan. Luas perkebunan kelapa sawit milik petani baru mencapai 1.12 juta hektar, sedangkan luas perkebunan kelapa sawit milik perusahaan negara hanya sebesar 118,7 ribu hektar.

Kepentingan ekonomi masyarakat daerah sentral produsen kelapa sawit nasional, seperti Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, memang sangat besar akan perkebunan kelapa sawit yang bertumbuh di daerahnya. Lantaran, sebagian besar masyarakat daerah tersebut, mendapatkan banyak manfaat ekonomi dari adanya perkebunan kelapa sawit.

Sebab itu, keberadaan perkebunan kelapa sawit nasional, seringkali memiliki potensi besar untuk terlibat aktif menyejahterakan masyarakat. Pasalnya, secara rata-rata nasional, total keberadaan perkebunan kelapa sawit milik petani lebih dari 40%. Sedangkan perusahaan perkebunan swasta sebesar 55% dan sisanya dimiliki perusahaan perkebunan milik negara.

 

Potensi Pasar Global Minyak Sawit

Letak geografis Indonesia yang selalu menguntungkan dalam perdagangan internasional, pula menjadi kekuatan dalam perdagangan dunia. Melalui letak geografis yang menguntungkan, seperti dekat dengan pasar potensial yakni negara India dan Asia Selatan, dekat dengan Cina dan Asia Timur, dan negara-negara tujuan ekspor lainnya.

Selain itu, kekuatan pasar domestik nasional juga menjanjikan, lantaran pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat, sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan ekonomi dan naiknya tingkat konsumsi minyak sawit nasional. Sehingga, minyak sawit yang dihasilkan, memiliki peluang ceruk pasar yang selalu bertambah besar di masa mendatang.

Kekuatan lainnya berasal dari kekuatan praktek budidaya menanam kelapa sawit, dimana lokasi Indonesia +/- 6 derajat memanjang di garis khatulistiwa, sehingga sangat ideal untuk menjadi perkebunan kelapa sawit. Secara agroklimat juga menguntungkan, karena iklim tropis dan curah hujan yang cukup baik dan kondusif untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit.

Terlebih, dengan luasan daratan yang masih cukup luas dimiliki Indonesia, juga menjadi kekuatan berikutnya akan perluasan lahan perkebunan kelapa sawit. Kendati, sering mendapatkan kecaman Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), namun opsi meluaskan lahan perkebunan kelapa sawit, masih bisa dilakukan pemerintah sesuai kebutuhan di masa depan.

Secara umum, keberadaan perkebunan kelapa sawit nasional, masih memiliki potensi besar untuk terus berkembang, karena produk yang dihasilkan memiliki banyak kegunaan bagi kehidupan manusia. Dimana produk minyak makanan, mampu memenuhi kebutuhan manusia akan minyak makanan dan turunannya, yang aman dikonsumsi dan menyehatkan.

Produk turunan minyak sawit juga dapat digunakan sebagai bahan bakar terbarukan dan ramah lingkungan. Pasalnya, minyak sawit mentah (CPO), juga bisa digunakan sebagai bahan baku, untuk menghasilkan minyak non makanan atau bahan bakar nabati (biodiesel). Kegunaan minyak sawit sebagai biodiesel ini, sangat besar potensi pasarnya, lantaran ikut memasok kebutuhan pasar energi terbarukan.

Pemerintah Indonesia juga memiliki kepentingan besar akan minyak sawit, dimana keberadaan produk CPO dan turunannya, merupakan produk andalan untuk mendapatkan devisa bagi negara. Melalui produksi minyak sawit berkelanjutan dan lestari berlandaskan sertifikasi sustainability, maka keberadaan minyak sawit berkelanjutan dan lestari, akan menjadi pilihan utama konsumen global termasuk pasar domestik.

Sebab itu, keberadaan perkebunan kelapa sawit sebagai industri hulunya, harus selalu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, sehingga industri hilir, juga bisa terus berkembang di masa depan. Lantaran, secara pembiayaan, pertumbuhan industri kelapa sawit dari hulu hingga hilir, masih dianggap memiliki resiko besar di awal pembangunannya, terkait adanya fluktuasi harga yang lumayan besar.

 

Pengendalian Fluktuasi Harga CPO

Harga CPO yang selalu berfluktuatif, memang menjadi salah satu acuan dari dunia pembiayaan nasional, untuk memberikan dukungannya. Lantaran keberadaan fluktuasi pembiayaan, telah menjadi bagian dari resiko usaha yang harus diperhitungkan secara cermat. Pasalnya, beberapa faktor penyebab terjadinya fluktuasi harga CPO bertumpu kepada permintaan dan pasokan pasar global.

Permintaan pasar global akan minyak sawit, sangat bergantung kepada produksi minyak nabati lainnya. Jika minyak nabati lainnya mengalami penurunan produksi, secara otomatis permintaan akan minyak sawit dan turunannya akan terus meningkat. Namun sebaliknya, bila produksi minyak nabati lainnya meningkat, maka permintaan pasar akan minyak sawit dan turunannya juga akan menurun.

Pentingnya memahami pasar minyak nabati global, lantaran minyak sawit sebagai salah satu minyak nabati, memiliki peluang besar sebagai alternatif minyak nabati. Hampir semua kegunaan minyak nabati lainnya, dapat dilakukan subtitusi dengan menggunakan minyak sawit dan turunannya. Sebab itu, kegunaan minyak sawit yang luas, menjadi bagian kekuatan di pasar global.

Selain kekuatan pasar yang di miliki minyak sawit dan produk turunannya, dalam perdagangan internasional juga terjadi banyak spekulasi di pasar komoditas. Melalui spekulasi di pasar komoditas, memang CPO dan produk turunannya, bisa terus diperdagangkan, namun spekulasi pasar komoditas, terkadang juga menjadi pemicu berbagai keresahan yang timbul di kemudian hari.

Lantaran bisa menghasilkan produk bahan bakar nabati atau biodiesel, harga jual CPO dan produk turunannya juga terkait dengan harga jual minyak bumi. Dimana, keberadaan harga jual minyak bumi yang berfluktuasi, juga akan berdampak langsung, terhadap fluktuasi harga jual CPO dan produk turunannya.

Sebab itu, berbagai faktor penyebab terjadinya fluktuasi harga CPO dan produk turunannya, dapat terbantu melalui berbagai strategi jitu yang dilakukan. Strategi nasional yang perlu dilakukan, seperti penguatan industri hilir, mandatori penggunaan bahan bakar nabati dan mekanisme tarif pajak ekspor dan tarif non pajak, yang sesuai dengan kebutuhan industrinya.

 

(Sumber: Info Sawit)