Produktivitas, Masa Depan Kelapa Sawit Indonesia

canalberita.com — Bertambahnya populasi di dunia secara langsung bakal mendongkrak kebutuhan pangan dari minyak nabati, termasuk di dalamnya minyak sawit. sebab itu produktivitas menjadi kunci penting pengembangan kelapa sawit kedepan.

Tidak bisa dipungkiri, prospek industri kelapa sawit di Indonesia kian semakin cerah. Menyusul meningkatnya jumlah penduduk dunia dan tingginya konsumsi produk-produk dengan bahan baku minyak sawit seperti  produk makanan dan kosmetik. Tren ini semakin berkembang karena produk yang menggunakan bahan baku kelapa sawit lebih berdaya saing dibandingkan minyak nabati dengan bahan baku lainnya.

Berdasarkan data dari Oil World, tren penggunaan komoditi berbasis minyak kelapa sawit di pasar global terus meningkat dari waktu ke waktu mengalahkan industri berbasis komoditas vegetable oil lainnya seperti minyak gandum, minyak jagung, minyak kelapa.

Pangsa pasar minyak sawit meningkat 22 persen (1965) menjadi 40 persen (2016), sedangkan pangsa minyak kedelai turun dari 59 persen menjadi 33 persen pada periode yang sama.

Sejak 2004 penggunaan komoditi minyak kelapa sawit telah menduduki posisi tertinggi dalam pasar vegetable oil dunia yaitu mencapai sekitar 30 juta ton dengan pertumbuhan rata-rata 8% per tahun, mengalahkan komoditi minyak kedelai sekitar 25 juta ton dengan pertumbuhan rata-rata 3,8% per tahun. Komoditi lainnya yang banyak digunakan adalah minyak bunga matahari yaitu sekitar 11,5 juta ton dengan pertumbuhan rata-rata 2,2% per tahun.

Ke depan, laju pertumbuhan ini diperkirakan akan terus bertahan, bahkan tidak tertutup kemungkinan meningkat sejalan dengan tren penggunaan bahan bakar alternatif berbasis minyak nabati atau BBN (Bahan Bakar Nabati) seperti biodiesel.

Bagi Indonesia,  industri  kelapa sawit  merupakan komoditas penting dalam perekonomian nasional baik saat ini atau masa yang akan datang. Dikatakan penting karena  kontribusi industri minyak kelapa sawit yang besar dalam ekspor nonmigas, menyerap tenaga kerja, mendorong pertumbuhan PDB {Produk Domestik Bruto), pembangunan pedesaan  dan mengurangi kemiskinan.

Pada tahun  2016 ekspor CPO Indonesia mencapai US$ 14,36 miliar dan  hasil sawit Indonesia menjadi penyumbang 10% dari total eksport Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia dengan jumlah produksinya sebanyak 31,1 ton pada tahun 2015. Kendati telah menjadi  produsen  minyak kelapa sawit mentah (CPO) terbesar di dunia, tapi  tingkat  produktivitas tanaman kelapa sawit di Indonesia masih sangat rendah.

Merujuk data dari Kementerian Pertanian (2016) dari 11,6 juta luas kebun kelapa sawit, produktivitas secara nasional  masih sekitar 4 ton minyak sawit per hektar per tahun.

Produktivitas tertinggi dicapai kebun sawit swasta  yakni 4,5 ton minyak sawit per hektar, kemudian disusul kebun sawit BUMN 4,1 ton minyak sawit per hektar. Sedangkan kebun rakyat masih mencapai 3,4 ton minyak sawit per hektar. Terjadi gap yang cukup besar antara kalangan perusahaan perkebunan dengan petani kelapa sawit.

Angka ini lebih rendah ketimbang potensi produksi minyak sawit yang bisa mencapai 7,8  ton minyak sawit  per hektar per tahun (PPKS 2017).

Disisi lain dengan semakin ketatnya regulasi untuk membuka perkebunan kelapa sawit  baru, disamping ketersediaan lahan yang semakin terbatas. Belum lagi isu-isu lingkungan yang masih tinggi. Maka peningkatan produktivitas dan rendemen tanaman kelapa sawit menjadi solusi utama untuk menggenjot produksi minyak sawit nasional.

Dengan meningkatkanya produktivitas dan rendemen tanaman/TBS, juga akan menekan biaya produksi TBS dalam hal ini biaya tetap. Harga pokok produksi turun, laba yang yang  diperoleh perusahaan dan petani kelapa sawit pun meningkat.

Maka tantangan utama usaha perkebunan kelapa sawit ke depan  adalah bagaimana meningkatkan produktivitas dan rendemen tanaman terutama di kalangan petani kelapa sawit  dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan.

Peningkatan produktivitas dan rendemen tanaman merupakan dambaan setiap produsen kelapa sawit dan berbagai cara/ metode dilakukan untuk  meningkatkan produktivitas dan rendemen tanaman.

Peningkatan produktivitas dan rendemen tanaman dapat dicapai  melalui  penerapan  praktik budidaya terbaik dan berkelanjutan dengan memperhatikan  bahan tanaman unggul, kultur teknis, replanting, teknologi, ilmu pengetahuan/inovasi dan kualitas tenaga kerja (SDM).

Melalui penerapan praktik budidaya terbaik dan berkelanjutan selain menghasilkan produktivitas hasil panen yang tinggi, juga akan mendapat tambahan dari tingginya rendemen minyak sawit yang dihasilkan.

 

(Sumber: Info Sawit)