Perempuan Sawit Bawa Perubahan Lebih Baik

canalberita.com — Disadari atau tidak, adanya kehadiran perempuan dalam dunia kerja perkebunan kelapa sawit, membawa banyak perubahan.

Lantaran, banyak pekerjaan perkebunan kelapa sawit memerlukan tenaga fisik yang lumayan berat. Areal lahan perkebunan yang lumayan besar, memang tak mungkin dapat dikerjakan tanpa adanya kekuatan fisik manusia.

Identitas kekuatan fisik manusia seringkali identik dengan laki-laki yang secara postur tubuh dan tenaga memiliki kelebihan dibandingkan perempuan.

Namun bukan berarti, hanya laki-laki yang memiliki kemampuan kerja fisik. Banyak perempuan yang juga memiliki kemampuan yang sama bahkan melebih laki-laki, dimana faktor ketelitian dan kehati-hatian menjadi kekuatan utamanya.

Wajar bila kemudian dunia pekerjaan perkebunan kelapa sawit kini mulai bergeser. Kendati tidak semua pekerjaan dilakukan perempuan sawit, namun kehadiran perempuan dalam dunia kerja perkebunan kelapa sawit kini mulai mewiliki warna baru.

Kabar terbaru, sudah ada perempuan sawit yang didampuk sebagai Estate manager perkebunan kelapa sawit yang memiliki tugas utama bertanggung jawab dan mengatur perkebunan kelapa sawit disuatu daerah secara holistik.

Tentu pekerjaan yang tak mudah, terlebih banyak karyawan perkebunan kelapa sawit didominasi kaum laki-laki.

Lantaran budaya paternalistik yang menjadi warisan budaya bangsa Indonesia, masih cenderung menjadikan laki-laki seorang pemimpin sebagai identitasnya. Tak mudah memang untuk dilakukan, namun bukan berarti tak mungkin dilakukan.

Perkebunan Memikat Perempuan Sawit

Perkebunan kelapa sawit memiliki banyak keberagaman yang memiliki daya tarik bagi banyak orang. Pengusaha, petani, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat luas, selalu melirik keberadaan perkebunan kelapa sawit disuatu daerah.

Besarnya partisipasi dari banyak orang itulah yang memunculkan banyaknya keberagaman jenis kelamin, suku, agama dan sebagainya yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia.

Laki-laki dan perempuan, menjadi keberagaman yang sudah lazim terjadi. Namun, adanya perbedaan jenis kelamin ini, seringkali juga menjadi batu sandungan.

Lantaran, banyak orang yang masih memandang sebelah mata terhadap keberadaan perempuan di industri kelapa sawit pada umumnya dan perkebunan kelapa sawit khususnya.

Identitas dari jenis kelamin seringkali dipersoalkan sebagian orang, padahal berbagai prestasi perempuan sering medapatkan apresiasi yang jauh lebih besar dibandingkan laki-laki dalam suatu pekerjaan.

Totalitas dan loyalitas dari seorang pekerja perempuan, memiliki kekuatan besar dalam memperjuangkan kemampuan yang dilakoninya dalam bekerja.

Sebab itu, perempuan di industri sawit menjadi menarik untuk diperbincangkan lebih jauh, lantaran perempuan memiliki kekuatan besar untuk melakukan dan mengajak banyak orang merubah perilaku yang dilakoninya menjadi lebih baik.

Perempuan dapat mendorong adanya perubahan pola pikir dan tindakan nyata dalam kehidupan.

Identitas perempuan sawit digadang-gadang banyak orang, dapat membawa angin segar dan perubahan prilaku di perkebunan kelapa sawit.

Adanya perempuan sawit dalam perkebunan kelapa sawit menjadi corak warna yang dapat mewarnai kehidupan sehari-hari perkebunan kelapa sawit.

Metamorfosis kehidupan perkebunan kelapa sawit yang kini sudah berwarna akan menjadi tonggak baru perubahan kehidupan secara luas. Adanya perempuan sawit dalam proses produksi perkebunan kelapa sawit, kini akan membawa dinamika perubahan dalam setiap rantai produksi yang kerap memiliki tantangan berbeda.

Perempuan sawit kini tak sekedar menjadi buruh semata, namun sudah merangkak naik, melakukan banyak pekerjaan seperti mandor, operator alat berat, analis pemupukan, periset, manager hingga bagian dari direktur perusahaan hingga pemilik perkebunan kelapa sawit nasional. Disisi lain, banyak aktivis sosial dan lingkungan yang kritis sawit juga mendampuk perempuan sawit sebagai pemimpinnya.

Bila peranan perempuan sawit kian menanjak dan banyak mewarnai pergelutan sawit nasional dan dunia, maka perempuan sawit juga akan mendorong terjadinya perubahan keperkasaan sawit menjadi lebih baik dan tepat sasaran. Perubahan perilaku dan budidaya terbaik dan berkelanjutan, tentunya akan segera menjadi norma baru yang dilakukan banyak orang.

 

(Sumber: InfoSAWIT)