canalberita.com — Harga kontrak minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) berhasil melesat ke level tertinggi dalam dua minggu terakhir pada perdagangan hari ini, Rabu (11/8/2021) didukung oleh kenaikan minyak saingan di bursa Dalian dan kurs mata uang ringgit yang lebih lemah, seiring investor menunggu data Dewan Minyak Sawit Malaysia (Malaysian Palm Oil Board/MPOB).
Menurut data Refinitiv, per 11.07 WIB, harga CPO kontrak Oktober 2021 melejit 3,43% ke posisi MYR 4.344/ton, tertinggi sejak 30 Juli lalu. Kenaikan ini terjadi setelah harga CPO terkoreksi 1,73% pada Senin (9/8) lalu. Dalam sepekan, harga CPO masih naik 1,23%.
Pada Selasa lalu, surveyor kargo Intertek Testing Services menjelaskan, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1-10 Agustus turun 12,8% menjadi 364.546 ton dari periode yang sama di bulan Juli.
MPOB sendiri dijadwalkan untuk merilis data penawaran dan permintaan selama Juli pada istirahat tengah hari ini.
Sementara, survei Reuters menunjukkan stok CPO naik 1,6% dari bulan sebelumnya menjadi 1,64 juta ton, sementara produksi dan ekspor keduanya terlihat menurun 4%.
Sejurus dengan itu, kurs mata uang ringgit malaysia (MYR) turun 0,14% terhadap dolar AS, sehingga membuat harga komoditas lebih murah bagi pemegang uang asing.
Adapun kontrak kedelai teraktif Dalian naik 0,9% dan sementara kontrak minyak sawit (DCPcv1) menguat 2%. Selain itu, harga kedelai di Chicago Board of Trade terapresiasi 0,5%.
“Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global,” jelas analis Refinitiv.
Secara teknikal, menurut analis teknikal Reuters Wang Tao, saat ini harga CPO mungkin menguji level support di MYR 4.105/ton. Apabila level tersebut tertembus dapat menyebabkan penurunan ke level MYR 4.022/ton.
(Sumber: CNBC)
Tinggalkan Balasan