Jika Serangan Israel di Gaza Meluas, Mesir Ancam Menangguhkan Perjanjian Camp David

JAKARTA,CanalBerita-Mesir mengancam akan menangguhkan perjanjian Camp David, sebuah perjanjian perdamaian yang telah berusia puluhan tahun yang ditandatangani dengan Israel. Ini jika negara Yahudi tersebut melanjutkan serangan daratnya di Gaza selatan, Palestina.

Mengutip Associated Press (AP), Peringatan itu muncul setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan udara di kota Rafah, dekat perbatasan Mesir, yang menewaskan hampir 100 orang. Padahal, kota tersebut merupakan tempat sekitar 1,4 juta warga Palestina mencari perlindungan- sebagai zona aman bagi warga sipil- setelah terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pemboman Israel.

“Mesir mengancam akan menangguhkan perjanjian perdamaiannya dengan Israel jika serangan Israel di Gaza meluas hingga ke kota Rafah yang padat penduduk di perbatasan Gaza,” tegas dua pejabat Mesir dan seorang diplomat Barat dikutip Selasa (13/2/2024).

“Mesir mengatakan pertempuran di kota perbatasan dapat memaksa penutupan jalur pasokan bantuan utama di wilayah tersebut,” tambah AP lagi mengatakan setidaknya ada tiga pejabat yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang memberi penjelasan kepada wartawan mengenai perundingan sensitif tersebut.

Sebelumnya Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan melakukan serangan darat di Rafah sangat penting untuk mengalahkan kelompok militan Palestina, Hamas. Namun, Mesir, yang menurut PBB telah menampung sekitar 9 juta migran dan pengungsi, telah berulang kali mengatakan bahwa eksodus warga Palestina yang terkepung ke wilayahnya tidak akan diizinkan.

Perlu diketahui, Mesir dan Israel telah berperang dalam empat perang besar. Perang Yom Kippur pada tahun 1973 menjadi yang terakhir.

Kedua negara menandatangani Perjanjian Camp David pada bulan September 1978, yang menghasilkan perjanjian damai pada tahun berikutnya. Perjanjian tersebut, yang dimediasi oleh Presiden AS saat itu Jimmy Carter, menjadikan kedua negara menjalin hubungan diplomatik penuh, menjadikannya perjanjian damai pertama Israel dengan negara Arab.

“Perjanjian Camp David dipimpin oleh tiga orang pemberani yang mengambil sikap karena mereka mengetahui dampak jangka panjang bagi perdamaian dan keamanan, baik saat ini maupun di masa depan. Kita memerlukan kepemimpinan yang sama saat ini dan hal tersebut saat ini masih kurang,” kata Kepala eksekutif Carter Center Paige Alexander.

“Tindakan apa pun yang akan menyeret Mesir ke dalam perang akan menjadi bencana besar bagi seluruh kawasan,” tambahnya lagi.

Sebelumnya perang Israel di Gaza sudah menewaskan 28.000 orang lebih. PBB melaporkan bahwa 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi dan 570.000 warga Gaza menderita kelaparan.

Sumber: cnbcindoensia