Putri ‘Otak Putin’ Tewas di Bom Mobil, Ukraina Pelakunya?

Anak perempuan dari tokoh ultra-nasionalis Rusia, yang kerap pula disebut “otak Putin” tewas setelah mobilnya meledak akhir pekan waktu setempat. Ini membuat badan investigasi utama Rusia turun gunung untuk melaksanakan penyelidikan.

Mengutip CNBC International, Senin (22/8/2022), Daria Dugina meninggal di tempat setelah Toyota Land Cruiser yang dikendarainya meledak di Bolshye Vyazemy. Lokasi tersebut merupakan sebuah desa kecil di tenggara Moskow.

“Penyelidikan percaya bahwa kejahatan itu direncanakan sebelumnya dan bersifat kontrak,” kata badan tersebut di akun Telegram.

“Menetapkan bahwa alat peledak ditempatkan di bawah bagian bawah mobil di sisi pengemudi.”

Dugina (29) adalah putri Alexander Dugin, pendukung terkemuka konsep ideologi “dunia Rusia”. Ia adalah pendukung kuat pengiriman pasukan Rusia dalam serangan Ukraina sejar Februari lalu.

Meskipun Dugin tidak memegang posisi resmi pemerintah, ia diyakini memiliki pengaruh terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Putrinya telah menyatakan pandangan yang sama dan muncul sebagai komentator di saluran TV nasionalis Tsargrad.

“Dasha, seperti ayahnya, selalu berada di garis depan konfrontasi dengan Barat,” ujar Tsargrad menyebut nama depan Dugina sebagaimana dilaporkan Associated Press (AP).

Sementara itu, kepala kelompok pemberontak yang didukung Rusia di Ukraina Timur, Kepala Separatis Republik Rakyat Donetsk Denis Pushilin menuding Ukraina dibalik pembunuhan itu. Tapi hal ini dibantah penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Mykhailo Podolyak.

“Kami bukan negara kriminal,” katanya di televisi Ukraina.

Sebelumnya, Dugina adalah pemimpin redaksi situs web “United World International” yang mengancam Ukraina akan “binasa” jika diterima di NATO. Pemerintah Inggris menyebutnya sebagai “kontributor disinformasi Ukraina” ketika memberikan sanksi padanya di Juli.

“Karena Dugina telah memberikan dukungan dan mempromosikan kebijakan atau tindakan yang mengacaukan Ukraina atau merusak atau mengancam integritas teritorial, kedaulatan atau kemerdekaan Ukraina,” kata Inggris dalam sebuah pernyataan.

(sumber: cnbcindonesia.com)