Heboh ‘Prank’ Elon Musk Beli MU, Bisa Berbuntut Panjang?

Pengusaha yang juga salah satu orang terkaya dunia Elon Musk baru-baru ini sedang menjadi sorotan. Pasalnya Musk mengatakan bahwa ia bercanda terkait cuitannya di Twitter yang menyebut akan membeli klub sepak bola Inggris, Manchester United (MU).

Kemarin, Musk mencuit “Saya membeli Manchester United” kepada 103 juta pengikutnya di Twitter. Namun, beberapa jam kemudian ia mengatakan itu adalah lelucon.

Meski begitu, selepas cuitan CEO Tesla berusia 51 tahun itu, saham MU melonjak sebanyak 17% dalam perdagangan sebelum ditutup di level US$ 13,67 pada perdagangan Rabu (17/8/2022). Ini merupakan kenaikan 7% bila dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.

Hal ini pun menimbulkan pertanyaan akankah Musk dapat digugat dan dinyatakan bersalah atas cuitannya itu. Apalagi, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pernah membuka beberapa penyelidikan terhadap Musk terkait rencana pembelian Twitter yang batal dan juga terkait pembelian saham Tesla.

Dalam laporan , pakar hukum mengatakan bahwa Musk mungkin saja jatuh kembali dalam penyelidikan terbuka SEC. Apalagi akibat cuitannya, pergerakan harga saham MU yang melantai di New York bergerak cukup tinggi.

“Ini mungkin lelucon bagi sebagian orang, tetapi tidak bagi regulator. Regulator ingin tahu apa yang memotivasi tweet tersebut,” kata pengacara Dickinson Wright dan mantan pejabat SEC, Jacob Frenkel.

“Regulator akan tertarik jika ada bukti Musk dengan sengaja atau ceroboh mencoba memanipulasi pasar,” ujar Hui Chen, konsultan kepatuhan dan mantan pengacara Departemen Kehakiman.

Meski begitu, beberapa pengacara lainnya merasa bahwa hambatan untuk melakukan tindakan penegakan hukum tinggi dalam kasus cuitan Musk ini. Hal ini dikarenakan status Musk yang bukan merupakan dewan eksekutif MU.

“Setidaknya berdasarkan fakta yang kami ketahui, saya menduga akan sulit untuk membuktikan bahwa Musk … bertindak dengan maksud untuk menipu,” papar seorang mitra di Mukasey Frenchman LLP, Robert Frenchman.

Ahli hukum lainnya di Moses & Singer New York, Howard Fischer, memandang bahwa dengan kejadian sejarah rencana pembelian Musk yang beberapa kali tidak menjadi kenyataan, investor perlu berhati-hati dalam menanggapi cuitan pengusaha kelahiran Afrika Selatan itu.

“Sementara Musk sudah diselidiki atas perilakunya yang berkaitan dengan Tesla dan Twitter, tampaknya tidak mungkin ini akan membuatnya menjadi hattrick,” tambahnya.

(sumber: cnbcindonesia.com)