Miris! Warga Kejang-kejang ke Pustu Tidak Ada Tenaga Kesehatan

SAMPIT, Canal Berita — Masyarakat sudah mulai merasakan dampak pelayanan kesehatan dari tidak lulusnya tenaga kontrak saat tes evaluasi.

Bahkan saat warga kejang-kejang datang ke Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Koling, Kecamatan Cempaga Hulu, Kotawaringin Timur (Kotim) dalam keadaan kosong tanpa petugas kesehatan.

Mering Eser warga setempat menyesalkan kondisi ini padahal mereka membutuhkan pelayan kesehatan. “Keluarga saya kejang-kejang tidak bisa mendapatkan pelayan medis karena Pustu tutup,” ucapnya Rabu, 6 Juli 2022.

Dia meminta ada kebijakan dari pemerintah daerah untuk mengembalikan petugas kesehatan sebelumnya yang sudah puluhan tahun bertugas di sana.

Karena petugas kesehatan yang tidak lulus ini adalah putra daerah kami sini dan kami sudah mudah selama ini dilayananinya, tolong ini agar jadi perhatian,” tukas mantan Ketua BPD setempat.

Seperti diketahui di Koling ada 2 petugas kesehatan, yakni bidan dan perawat. Sementara untuk perawat yang sudah lama bertugas di situ tidak lulus, yang tersisa hanyalah bidan. Sementara sang bidan saat itu juga tidak berada di tempat lantaran sedang mengikuti pelatihan selama 3 bulan.

Tidak hanya itu, di Desa Sungai Ubar, Kecamatan Cempaga Hulu juga demikian, di sana warga mengeluh tidak ada pelayan kesehatan gara-gara petugas kontrak yang ditempatkan di Puskesmas Pembantu (Pustu) di desa itu diberhentikan.

Saat ada warga yang mengalami luka yang cukup parah eks tekon di desa itu tidak berani mengambil tindakan medis, karena statusnya sudah diberhentikan oleh pemerintah daerah sebagai tenaga kontrak bidang kesehatan.

Sewaktu kami turun menggelar aksi, ada warga mengalami luka parah. Tapi saya tidak berani ambil tindakan medis karena status saya diberhentikan menjadi tenaga kesehatan,” kata Sepria tenaga kesehatan yang diberhentikan bertugas di desa itu.

Menurutnya, sejauh ini dirinya cukup lama mengabdi sebagai tenaga kontrak di desa tersebut. Bahkan, petugas kesehatan di desa itu hanya ia seorang diri.

Tidak hanya itu, pelayanan terhadap Unit Gawat Darurat (UGD) di Puskemas Pundu juga terancam terganggu. Pasalnya, petugas yang bertugas di UGD tersebut semuanya berstatus tenaga kontrak.

Tenaga kontrak yang bertugas di UGD Puskemas Pundu ada 5 orang. Kelimanya berstatus kontrak, dan hasil seleksi kemarin, semuanya tidak lulus,” kata Rissa seorang tenaga kesehatan.(BS/CNB)