2 Orang Meninggal Tiap Jam di RI karena Kecelakaan Lalu Lintas

CANALBERITA.COM – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkap dua orang meninggal setiap jam di Indonesia karena kecelakaan lalu lintas. Fakta ini mengerikan dan dirasa belum dimengerti masyarakat luas.

“Di Indonesia setiap satu jam itu dua orang meninggal dunia. Jadi kita tidak sadar hari ini,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi dalam Seminar Nasional Salud yang disiarkan Kemenhub di Youtube, Kamis (19/5).

“Sekarang ini, kita berdiri di sini, ada di sini, sampai satu jam berikutnya, dua orang saudara kita, masyarakat di Indonesia, meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Data ini saya dapatkan dari Korlantas Polri,” ucap dia lagi.

Budi mengungkap dalam materinya yang mengutip data Korlantas Polri 2021 bahwa data kecelakaan di Indonesia pada tahun lalu sebagai berikut:

  • 103.645 kejadian kecelakaan lalu lintas
  • 25.266 korban meninggal
  • 10.553 korban luka berat
  • 117.913 korban luka ringan

Profil korban kecelakaan lalu lintas:

  • 0-9 tahun: 6.253 orang
  • 10-19 tahun: 28.522 orang
  • 20-29 tahun: 32.473 orang
  • 30-49 tahun: 37.354 orang
  • lebih 50 tahun: 31.060 orang

Budi menjelaskan total jumlah kejadian kecelakaan itu melibatkan semua hal, termasuk mobil, sepeda motor dan pejalan kaki.

Dari catatan 25.266 korban meninggal selama satu tahun pada 2021, jika hasil ini dibagi 8.760 jam (jumlah jam selama 1 tahun), maka hasilnya 2,8 korban per jam.

“Dan ironinya orang yang meninggal dunia dalam satu tahun mencapai 25 ribu lebih … kecelakaan setiap tahun seperti ini angkanya,” ucap Budi.

Dia juga lanjut menyoroti soal korban luka berat karena kecelakaan lalu lintas yang dikatakan menurunkan kualitas seseorang.

“Dan kemudian yang mungkin harus kita bayangkan kembali adalah korban luka berat. Mereka memang tidak meninggal dunia, tetapi berikutnya kalau yang bersangkutan luka berat kemudian mengakibatkan catat atau mungkin indera berkurang. apa yang terjadi? kualitas masyarakat kita, kualitas korban kecelakaan itu semakin lama menurun, harusnya mungkin bisa jadi dokter,” katanya.

(sumber: cnnindonesia.com)