Indonesia Berhasil Kurangi Defisit Perdagangan dengan Tiongkok

canalberita.com — Data terbaru menunjukan bahwa Indonesia berhasil mengurangi defisit perdagangan dengan Tiongkok. Hal ini, dapat menjadi indikator positif dalam upaya perbaikan performa ekspor dan impor nasional.

Dalam riset harianya, Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan, untuk memperbaiki ekspor dan impor, Indonesia hendaknya lebih memperdalam manufaktur di dalam negeri sehingga nilai ekspor bisa lebih tinggi dan sustain.

“Defisit dagang yang dialami Indonesia dengan Tiongkok tidak lepas dari liberalisasi yang dilakukan ketika industri belum siap. Tekanan defisit mulai dirasakan sejak Indonesia mengimplementasikan Asean-China FTA,” jelas pihak Pilarmas dalam siaran persnya, Senin (30/8/2021).

Jika mengacu pada data historis, impor Indonesia dari Tiongkok 90% porsinya didominasi oleh produk manufaktur. Sedangkan dari sisi ekspor, masih didominasi oleh barang mentah atau setengah jadi seperti besi dan baja sebagai buah dari pendalaman industri di dalam negeri, hal tersebut menjadi awal yang baik untuk perbaikan struktur.

“Masih banyak sektor lain yang masih bisa digenjot, tidak hanya bertumpu pada besi dan baja. Ini menjadi awal yang bagus, dari sisi nilai tambah mengakibatkan ekspor bertambah dan defisit berkurang,” ujarnya.

Saat ini, Indonesia juga dihadapkan pada tantangan keterbatasan jenis industri dengan keunggulan komparatif yang besar. Industri besi dan baja sendiri dinilai memiliki potensi pertumbuhan pesat karena Indonesia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia.

Untuk diketahui, Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni. Jumlah cadangan tersebut merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni.

 

(Sumber: Berita Satu)