Konservasi di Perkebunan Kelapa Sawit, Menguntungkan Atau Justru Merugikan

canalberita.com — Penyediaan area konservasi di perkebunan kelapa sawit saat ini ditengarai masih sebatas ketaatan pada undang-undang atau peraturan yang berlaku. Sehingga area tersebut tidak dikelola dengan baik, bahkan boleh jadi menjadi beban, lantas apakah menguntungkan menyediakan lahan konservasi tersebut, atau justru sebaliknya?

Hal ini menyebabkan keberadaan area konservasi tersebut  tidak terlalu diperhatikan oleh para pelaku usaha, bahkan boleh jadi dianggap sebagai beban karena perusahaan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk perawatannya setiap tahun.

Perkebunan kelapa sawit saat ini menjadi salah satu sektor yang sangat diandalkan Indonesia dibandingkan dengan sektor non migas lainnya. Hal ini tidak terlepas dari semakin tingginya tingkat perluasan lahan kelapa sawit di berbagai wilayah yang berdampak pada semakin tingginya tingkat produksi minyak sawit yang dihasilkan. Tidaklah mengherankan jika saat ini Indonesia dinobatkan sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia.

Perkembangan luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia akhir akhir ini sudah mencapai angka yang sangat signifikan, yaitu sebesar 16,38 juta hektar. Perkembangan luas lahan perkebunan yang dari tahun ke tahun mengalami penambahan yang signifikan tersebut jika tidak dikendalikan diprediksi bisa mengancam keberadaan lahan-lahan dengan peruntukan lainnya, seperti pertanian, kehutanan dan lain-lain. Sehingga tantangan yang paling nyata industri perkebunan kelapa sawit di masa yang akan datang adalah masalah keterbatasan lahan. Disamping masalah keterbatasan lahan, isu-isu lingkungan hidup juga semakin gencar ditujukan kepada industri perkebunan kelapa sawit, seperti isu pemanasan global, peningkatan erosi tanah dan pendangkalan sungai, pembakaran lahan dan lain sebagainya.

Isu-isu mengenai dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan mulai dari pembukaan lahan sampai menjadi perkebunan kelapa sawit saat ini sangat gencar sekali didengungkan oleh para pemerhati lingkungan. Oleh sebab itu, dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit, selain mengejar target yang telah ditentukan, perusahaan juga harus lebih serius memperhatikan lingkungan hidup sehingga ekosistem tidak terganggu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola perkebunan kelapa sawit agar tidak terlalu berdampak negatif terhadap lingkungan (berwawasan lingkungan) diantaranya adalah dengan menjadikan atau mengalokasikan sebagian dari wilayah perkebunannya sebagai area konservasi, dan penerapan beberapa teknik konservasi di dalam proses budidaya kelapa sawit.

Keberadaan area konservasi di perkebunan kelapa sawit saat ini masih terbatas dalam rangka ketaatan pada undang-undang atau peraturan yang berlaku. Hal ini menyebabkan keberadaan area konservasi tersebut  tidak terlalu diperhatikan oleh para pelaku usaha, bahkan boleh jadi dianggap sebagai beban karena perusahaan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk perawatannya setiap tahun. Paradigma seperti ini sudah seharusnya dirubah mulai saat ini. Keberadaan area konservasi seharusnya diarahkan pada peranannya dalam mendukung peningkatan produksi kelapa sawit, atau dengan kata lain bagaimana menjadikan area konservasi di perkebunan kelapa sawit sebagai salah satu faktor peningkatan produksi yang harus dijaga dan dikelola dengan baik.

Menurut Sugiyanto (2010), Manfaat konservasi akan tampak melebihi biayanya jika tindakan konservasi tersebut dilihat dalam perspektif jangka panjang. Jika hanya dilihat dalam satu periode produksi, maka konservasi akan menurunkan keuntungan karena manfaat yang ditimbulkan oleh konservasi sifatnya jangka panjang. Oleh sebab itu, adopsi konservasi lebih tepat disebut sebagai investasi perusahaan. Keengganan suatu usaha menerapkan konservasi karena perhitungan yang dilakukan adalah dalam jangka pendek, sehingga konservasi dipandang lebih sebagai beban daripada peluang untuk meningkatkan keuntungan.

Keberadaan area konservasi yang standar diduga akan memberikan banyak manfaat terhadap bisnis perkebunan kelapa sawit itu sendiri. Diantaranya adalah: mampu menekan terjadinya erosi, melindungi sungai di sekitar perkebunan, penyedia sumber air bahkan bisa menjadi cadangan air pada waktu kemarau, mengatur tata air bawah tanah, menekan evapotranspirasi yang berlebihan, membantu menstabilkan ekosistem dan lain sebagainya. Apabila manfaat-manfaat tersebut dikelola dengan baik, maka perusahaan kelapa sawit akan merasakan keuntungan ekonomis yang riil secara langsung.

Saat ini banyak perusahaan kelapa sawit telah mampu berkomitmen menghadirkan atau memfungsikan sebagian area konsesinya sebagai area konservasi di perkebunannya. Akan tetapi minimnya kajian dan penelitian menyebabkan keberadaan area konservasi tersebut  masih belum terintegrasi secara keseluruhan dengan sistem produksi yang ada di perkebunan kelapa sawit. Sampai saat ini gambaran detail (Detail Engineering Desain/DED) mengenai bagaimana desain bentuk, luas ideal, letak dan cara pengelolaan area konservasi yang benar di perkebunan kelapa sawit masih menjadi pengetahuan yang saling terpisah, belum menjadi sebuah sistem atau model utuh yang bisa diadopsi dan diimplementasikan oleh para pelaku usaha perkebunan kelapa sawit, sehingga keberadaan area konservasi tersebut bisa berdampak nyata terhadap keuntungan riil perusahaan secara jelas.

 

 

(Sumber: Info Sawit)