Malaysia Lockdown, Saham Sawit Menguat

CanalBerita–Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali menguat sehingga grafik harga saham-saham CPO di Indonesia naik pada perdagangan hari ini Kamis (3/6/2021).

Tim Riset CNBC Iindonesia, seperti melansir dari www.cnbcindonesia.com, CPO terapresiasi kencang dan kembali mengangkat harganya ke atas level psikologis RM 4.000/ton.

Harga kontrak pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatif Exchange untuk komoditas CPO naik 3,1% lebih ke RM 4.220/ton setelah selama 2 hari beruntung harga minyak sawit naik 8,5%. CPO mantap naik setelah belakangan ini harga minyak sawit terombang-ambing di kisaran RM 3.900 – RM 4.000.

Berikut gerak saham sawit pada perdagangan hari ini.

Emiten  %Change
LSIP         2,46%
SSMS      2,23%
BWPT     1,87%
TBLA       1,73%
AALI        1,38%
SIMP       0,95%

Catatan Tim Riset CNBC Iindonesia menyebutkan ada 6 saham CPO dengan kapitalisasi paling jumbo dan transaksi likuid seluruhnya diperdagangkan di zona hijau pada hari ini.

Menurut Tim Riset CNBC Iindonesia, kenaikan dipimpin oleh PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) yang terbang 2,46% ke level Rp 1.250/unit. Selanjutnya di posisi kedua PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yang melonjak 2,23% ke level harga Rp 915/unit.

“Saham sawit dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa yakni PT Astra Agro Lesttari Tbk (AALI) juga berhasil melonjak 1,38%. Emiten sawit grup Astra ini diperdagangkan di harga Rp 9.200/unit,” jelas Tim Riset.

“Kenaikan paling moderat dibukukan oleh emiten sawit grup Salim PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang terbang 0,95% ke level harga Rp 530/unit,” timpalnya.

Kenaikan harga minyak sawit pada perdagangan hari ini menurut Tim Riset, kenaikan ditopang oleh peningkatan harga minyak mentah dunia yang cetak rekor tertinggi barunya sepanjang 2021. Harga kontrak Brent tembus US$ 70/barel didukung dengan prospek permintaan yang lebih baik.

“Permintaan minyak di tahun ini diperkirakan bakal naik 6 juta barel per hari (bph) menjadi 96 juta bph. Kenaikan tersebut setara dengan 6% dari permintaan global sebelum pandemi Covid-19 melanda,” jelasnya.

Minyak sawit dan minyak nabati lain merupakan substitusi minyak mentah karena menjadi bahan baku biodiesel sebagai bahan bakar alternatif untukfossil fuel.

Namun sentimen yang membebani harga minyak sawit mentah adalah diberlakukannya kebijakan lockdown selama dua pekan di Malaysia. Kebijakan ini diterapkan pemerintah dalam rangka mengendalikan pandemi Covid-19 yang semakin tak terkontrol.

Hal tersebut dilakukan setelah pada Jumat (28/5/2021) negara itu memecahkan rekor infeksi harian baru dengan angka 8.290 kasus infeksi. Angka tersebut angka yang tertinggi dalam sejarah pandemi Covid-19 di Malaysia.

(Redaksi)