canalberita.com — Koperasi Beringin Jaya, yang beranggotakan 209 petani kelapa sawit swadaya berlokasi di Riau, telah menjadi kelompok petani sawit swadaya yang mampu mengelola lahan gambut secara berkelanjutan. Bahkan kelompok petani ini telah memperoleh sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) kategori petani sawt swadaya pertama di dunia untuk pengelolaan lahan gambut, semenjak sosialisasi dilakukan tahu 2017 lalu.
Group Manager Koperasi, Mustawi mengatakan, yang pertama kali memperkenalkan konsep praktik sawit berkelanjutan kepada para petani sawit swadaya adalah World Resources Institute (WRI) Indonesia, salah satu organisasi nirlababerbasis di Jakarta,
“Kami memulai budidaya kelapa sawit pada tahun 2005 setelah petani berhenti membudidayakan komoditas karet. Saat itu, kami tidak tahu banyak tentang praktik ramah lingkungan, kami hanya menerapkan apa yang kami tahu yang baik untuk mendapatkan hasil produksi,” kata Mustawi.
Sementara Kepala Proyek Akuntabilitas Tata Guna Lahan WRI, Bukti Bagja mengatakan, pengenalan Prinsip dan Kriteria RSPO memperoleh dukungan penuh dari pemerintah kabupaten Siak melalui Dinas pertaniannya, yang pertama kali mendorong kelompok tani untuk bergabung dengan RSPO.
“Pemerintah kabupaten sangat tertarik untuk mendapatkan model perkebunan rakyat yang dapat menerapkan praktik pengelolaan terbaik sebagai jalan keluar dari konflik kepentingan antara perlindungan gambut dan kebutuhan masyarakat,” kata Bagja dikutip InfoSAWIT dari laman resmi RSPO.
Lebih lanjut kata dia, menerapkan prinsip-prinsip RSPO adalah solusi yang paling layak saat ini bagi sebagian besar masyarakat yang tinggal di lahan gambut dan bergantung pada perkebunan kelapa sawit untuk mata pencaharian mereka.
“Dengan menjadi anggota RSPO, petani akan termotivasi untuk menangani aspek pengelolaan air di lahan gambut, mencegah kebakaran lahan, dan melindungi keanekaragaman hayati dengan tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Tercatat WRI mulai memperkenalkan dan mensosialisasikan kepada petani sawit swadaya tentang rincian dan manfaat dari praktik berkelanjutan, hasilnya para petani sawit swadaya memperoleh pemahaman yang jauh lebih baik tentang mengapa penerapan praktik tersebut sangat penting. “Kami tertarik untuk berpartisipasi dalam upaya melestarikan lingkungan alam, karena kehidupan dan mata pencaharian kami bergantung pada sumber daya alam ini,” kata Mustawi.
Kegiatan pelatihan kemudian diadakan bagi para petani untuk belajar lebih banyak tentang praktik terbaik, dengan materi mulai dari pemeliharaan perkebunan, penggunaan bahan kimia dan pengendalian hama, metode panen, kesehatan dan keselamatan di perkebunan, hingga masalah terkait lainnya yang memperkaya pengetahuan peserta.
(Sumber: InfoSAWIT)
Tinggalkan Balasan