Mendorong Petani Sawit Turut Dalam Rantai Pasok Mandatori Biodiesel
canalberita.com — Guna memberikan manfaat langsung bagi petani kelapa sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), dalam kebijakan pengembangan renewable energy kedepan bakal melibatkan petani dalam rantai pasok biodiesel.
Setelah dihadapkan dengan kondisi ekonomi yang kurang memuaskan maka di tahun 2021, ekonomi Indoneia diharapkan bisa pulih, nampak dengan ditetapkannya kebijakan pemerintah guna melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di APBN, serta implementasi UU Cipta Kerja dan Pelaksanaan Vaksinasi. Harapanna sederet program pemerintah tersebbit bakal mendorong aktivitas ekonomi, dan mendukung peningkatan konsumsi & Investasi, sehingga ekonomi akan pulih ditahun 2021.
Setidaknya ada empat faktor utama pendorong ekonomi Indonesia 2021, yakni pertama, penanganan Pandemi Covid-19, lewat oengendalian kasus Covid-19 dan ketersediaan vaksin di tahun 2021. Lantas kedua, dukungan Kebijakan Fiska Ekspansif Untuk Melanjutkan Program Ekonomi Nasional, melalui dukungan sisi permintaan melalui penguatan bantuan social dan dukungan sisi penawaran berfokus pada insentif pajak, serta bantuan kredit & jaminan untuk UMKM dan koperasi Percepatan Reformasi.
Ketiga, melakukan percepatan reformasi, melalui langkah reformasi produktivitas, daya saing & iklim investasi dan melalui UU Cipta Kerja, Reformasi Anggaran, dan Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Keempat, sumbangan sektor industri sawit dan energy, melalui implementasi program mandatori B30 yang dapat dipertahankan selama pandemik.
Dikatakan Plt Kadiv Lembaga Kemasyarakatan Civil Society BPDP-KS, Sulthan Muhammad Yusa, sampai saat ini sektor perkebunan kelapa sawit terus berkembang kendati berada dalam masa pandemi covid-19. Bahkan kendati PDB Indonesia sampai pada triwulan ke IV tahun 2020 masih negatif, namun sektor perkebunan masih memberikan kontribusi positif.
Lebih lanjut tutur Yusa, dengan pertumbuhan PDB Sektor Perkebunan yang positif, Industri Sawit dapat mempertahankan penyediaan lapangan kerja yang stabil dimana terdapat 2,6 juta pekerja langsung dan sekitar 12 juta tenaga kerja tidak langsung, serta dari 2,4 juta petani sawit swadaya mampu melibatkan sebanyak 4,6 juta pekerja. Tercatat rata-rata produksi sawit per tahun sebesar 37,57 Juta ton, lantas rata-rata nilai konsumsi produk per tahun sebesar Rp33,59Triliun.
Sementara rata-rata nilai ekspor per tahun sebesar US$ 21,4 miliar, atau rata-rata 14,19% per tahun dari total ekspor non migas. Dimana estimasi kontribusi penerimaan pajak dari industri kelapa sawitsebesar Rp 14 – 20 triliun per tahun.
“Kelapa Sawit merupakan komoditas minyak dunia dengan produktivitas lahan yang paling baik dibandingkan minyak nabati lainnya. Sehingga kelapa sawit menjadi pilihan paling sustainable dalam memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia yang semakin bertumbuh,” tutur Yusa, dalam FGD Sawit Berkelanjutan Vol 8, bertajuk “Peranan BPDPKS Mendorong Petani Kelapa Sawit Suplai Bahan Baku Biodiesel,” Kamis (10/6/2021) yang diselenggarakan InfoSAWIT, di Jakarta.
Dimana, setiap tahun demand dan supply minyak nabati global rata-rata tumbuh masing-masing di level 8,5 juta ton dan 8,2 juta ton. Sebagai komoditas yang paling produktif, minyak sawit berkontribusi rata-rata 42% dari total supply minyak nabati dunia.
Kedepan, tutur Yusa, pihaknya akan mendorong Palm Oil for Renewable Energy: Next Program, yakni melibatkan petani dalam rantai pasok biodiesel sawit. Selain pengembangan biodiesel dengan teknologi esterifikasi yang menghasilkan Fatty Acid Methly Ester (FAME), juga sedang dikembangkan biodiesel berbasis hidrogenasi atau kerap disebut biohidrokarbon, yang bisa menghasilkan green diesel, green gasoline, dan green fuel jet (Avtur).
Pengembangan ini akan melibatkan petani dan akan menggunakan teknologi yang bisa diimplementasikan dengan skala tidak besar dan menguntungkan petani kelapa sawit. “Kita perlu mendorong program yang bermanfaat bagi petani yang memang membutuhkan,” kata Yusa.
Saat ini pengembangan itu masuk dalam program Industrial Vegetable Oil (IVO), dimana pilot project yang dilakukan berada di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Program ini hasil kerjasama dengan Masyarakat Biohidrokarbon Indonesia (MBI), PT Kemurgi Indonesia dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Info SAWIT