Junta Myanmar Minta Tolong Dunia Internasional, Ada Apa?
canalberita.com — Pemerintahan junta militer Myanmar akan meminta bantuan internasional. Mereka mengaku kewalahan dalam menangani pandemi Covid-19 yang melanda negara itu.
Mengutip AFP dari media lokal setempat, pemimpin junta Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan Myanmar harus mencari bantuan dari luar negeri, salah satunya kepada dana tanggapan Covid-19 yang dibentuk ASEAN.
“Upaya sedang dilakukan untuk bekerja sama dengan ASEAN dan negara sahabat.” tulis surat kabar lokal Global New Light of Myanmar dikutip Jumat (30/7/2021).
Negara yang dilanda kekacauan sejak kudeta 1 Februari itu kini memang menghadapi lonjakan kasus. Rumah sakit penuh dan banyak staf medis berhenti bekerja sebagai bentuk protes pengambilalihan kekuasaan sipil oleh militer.
Sementara itu perintah tinggal di rumah yang diberikan kepada masyarakat masih gagal menghentikan lonjakan. Krematorium telah di ambang batas di mana banyak pasien meninggal di rumah.
Dalam data yang tersaji di Worldometers, Myanmar mengalami kenaikan kasus yang cukup pesat sejak awal Juni lalu.
Tercatat, negara yang berpenduduk 54 juta jiwa itu menemukan rata-rata kenaikan kasus harian mencapai diatas 4 ribu kasus.
Kamis (29/7/2021), kasus Myanmar mencetak rekor baru yakni 5.234 kasus baru dengan 342 kematian. Angka ini terus naik dari rekor sebelumnya Rabu, di mana ada 4.980 kasus baru dengan 365 kematian.
Dengan jumlah ini, secara total Myanmar sudah mencatat 289.333 kasus Covid-19 dengan total kematian 8.552 orang. Daro data 2019, negara ini memiliki 54 juta penduduk.
Meski begitu, para analis percaya sebenarnya kasus lebih banyak dari yang dilaporkan. Pasalnya Myanmar memiliki angka testing Covid-19 yang sangat rendah.
Negeri Seribu Pagoda itu baru melakukan 3.116.451 tes Covid, di mana itu berarti hanya 56.869 per satu juta populasi. Angka ini jauh lebih rendah dibanding Indonesia yang telah melakukan 92.344 tes per satu juta populasi.
Dari segi vaksinasi, negara itu baru menyuntikkan vaksin corona kepada 1,75 juta populasi. Dalam program ini, Myanmar disokong oleh vaksin-vaksin buatan China seperti Sinopharm.
Lonjakan kasus ini membuat tetangga Myanmar khawatir. China yang terletak di utara negara itu sempat mengunci kota perbatasan Ruili, setelah otoritas kesehatan menemukan tiga kasus Covid-19 di kota itu. Infeksi itu diduga ditularkan oleh warga Myanmar yang masuk.
(Sumber: CNBC Indonesia)