Bersama Mendorong Peremajaan Sawit Rakyat

JAKARTA,CanalBerita Upaya percepatan peremajaan sawit rakyat terus dilakukan, apalagi program ini diyakini bakal berdampak baik bagi pengembangan perkebunan kelapa sawit nasional, lantaran penambahan produki kelapa sawit tidak lagi didapat dari perluasan lahan, namun dengan meningkatkan produktivitas kebun.

Dalam perjalanannya, program ini memperoleh dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) senilai Rp 30 juta/ha maksimum untuk 4 ha per petani. Kendati dana tersebut saat ini mulai dirasa tidak menutupi ongkos kegiatan peremajaan sawit lantaran meningkatnya harga sejumlah produk input pertanian, seperti pupuk dan bahan bakar minyak.

Selain besaran dana yang dianggap masih belum menutupi kegiatan peremajaan sawit rakyat, realisasi peremajaan sawit rakyat nampak masih relative rendah, bahkan program ini tak pernah mencapai target sejak mulai dilaksanakan pada 2017 lalu. Tercatat setiap tahun rata-rata realisasinya hanya 28 persen dari target, dengan capaian tertinggi sebesar 52,2% yang terjadi pada 2020 dan terendah sebesar 6,8% pada 2018.

Rendahnya realisasi tersebut salah satunya disebabkan karena minimnya dukungan pendanaan untuk program peremajaan sawit rakyat (PSR) tersebut. Padahal sepanjang tahun 2015 – 2021, total dana pungutan CPO yang dikumpulkan BPDPKS mencapai Rp 139,2 triliun atau tumbuh rata-rata 58% per tahun. Namun sayangnya besar pungutan dana CPO tersebut tidak mendukung sawit rakyat. Hal ini dapat dilihat dari porsi pungutan ekspor sawit untuk membantu petani kecil dalam program peremajaan sawit masih dianggap sangat kecil, yaitu hanya sebesar 5% dari total pungutan sawit.

Kurangnya dukungan dana untuk PSR menyebabkan realisasi PSR hingga 2021 hanya tercapai 16,7% atau seluas 30.148 ha dari target 180.000 ha. Akibatnya, kesenjangan produktivitas kelapa sawit petani kecil dibanding swasta semakin lebar.

Beragam kendala PSR itu telah menjadi perhatian InfoSAWIT  selama ini, sebab itu selama periode 2021 Media InfoSAWIT melakukan serangkaian webinar yang membedah mengenai PSR, dalam webinar itu terungkap bahwa dukungan itu tidak hanya dari BPDPKS, pihak pelaku perkebunan pun mengambil peran supaya target PSR bisa segera tercapai.

Dukungan itu berupa menawarkan beragam bentuk kemitraan dengan petani sawit dalam program PSR, sertidaknya ada 4 yang diusulkan pertama, kemitraan dengan pendampingan kultur teknis, kedua, kemitraan berupa kontraktor peremajaan, ketiga, skim kemitraan dengan model Avalist Full Commercial, serta keempat, kemitraan model operator pengelolaan.

Dalam Webinar yang dilakukan muncul ide, gagasan serta serangakain konsep, yang sayang untuk dibiarkan menghilang begitu saja, sebab itu beragam hasil dari webinar “Diskusi Sawit Bagi Negeri” selama tahun 2021 lalu kami kumpulkan dan  membungkusnya dalam sebuah “Buku Panduan Sawit: Perkebunan Sawit Rakyat”, yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Dimana buku ini berisikan hasil diskusi dari para pelaku sawit baik itu pemerintah, swasta maupun petani. Buku ini secara resmi di launching pada pertegahan November 2022 lalu. Pada acara Launching ini juga dilakukan diskusi mengenai PSR, nah bagaimana hasil diskusi tersebut, pembaca bisa melihatnya pada Rubrik Fokus Edisi Majalah InfoSAWIT Edisi November 2022.

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Canalberita.com dengan infosawit.com. 
Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis,  video, dan keseluruhan isi artikel 
menjadi tanggung jawab infosawit.com.