Emas Melonjak 2% karena Pelemahan Dolar, tetapi Secara Kuartalan Turun

canalberita.com — Harga emas naik lebih 2% pada perdagangan Kamis menyusul pelemahan dolar karena angka pekerjaan mingguan AS suram. Namun ekspektasi bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) yang segera mengurangi dukungan pada ekonomi, membuat emas melemah secara kuartalan.

Harga emas di pasar spot naik 1,7% ke US$ 1.755,56 per ons pada 13.32 ET, setelah sempat bertambah 2,2% ke level tertinggi 1 minggu di awal sesi. Adapun emas berjangka AS ditutup naik 2% menjadi US$ 1.757.

Data Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru tunjangan pengangguran meningkat pekan lalu, sehingga menambah kekhawatiran pelemahan pasar tenaga kerja.

“Ini juga menyebabkan ketidakpastian pengurangan stimulus Fed karena mereka ingin pasar kerja yang kuat,” kata analis independen Robin Bhar, menambahkan bahwa penundaan bisa berdampak positif untuk emas.

Kepala analis pasar Exinity Han Tan mengatakan emas berpotensi tertekan karena proyeksi pengurangan stimulus Fed pada November, dan imbal hasil Treasury yang terus meningkat.

Pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah lebih tinggi, sehingga meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

“Dolar AS yang lebih kuat dan kenaikan imbal hasil adalah kombinasi beracun untuk emas,” kata Commerzbank dalam sebuah catatan.

Sementara perak naik hampir 2,5% menjadi US$ 22,04 per ons, tetapi mengalami penurunan bulanan keempat berturut-turut.

Platinum naik 1,3% menjadi US$ 962,61 dan paladium naik 2,4% menjadi US$ 1.901,41.

 

CNBC