Sri Mulyani: Belanja Pemerintah Tembus Rp 1.572 T di Oktober

JAKARTA,CanalBerita-Realisasi belanja pemerintah pusat per Oktober mencapai Rp 1.572,23 triliun atau 69,99% terhadap pagu anggaran 2023. Besaran ini mengalami kontraksi 5,94% secara tahunan (year on year/yoy).

“Dengan total belanja Rp 1.572,2 triliun, sebetulnya belanja pemerintah pusat dibanding tahun lalu turun 5,9%,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KITA Edisi November 2023, Jumat (24/11/2023).

Sri Mulyani menambahkan pemerintah akan melakukan penyisiran anggaran pada dua bulan terakhir tahun ini, November dan Desember. Hal ini dilakukan untuk melihat realisasi di seluruh alokasi yang sudah ada pagunya di dalam APBN.

Mantan pejabat Bank Dunia ini mengungkapkan realisasi tersebut terdiri atas realisasi Belanja K/L Rp768,67 triliun, 76,80 persen terhadap pagu atau naik 1,93 persen (yoy) dan realisasi belanja non-K/L Rp803,55 triliun, 64,51 persen terhadap pagu atau turun 12,40 persen (yoy).

Sementara itu, realisasi Transfer ke Daerah Rp668,55 triliun, 82,06 persen terhadap pagu atau turun 1,57 persen (yoy). Berdasarkan realisasi Pendapatan dan Belanja Negara tersebut, APBN defisit Rp0,67 triliun (0,003 persen terhadap PDB) dan keseimbangan primer surplus Rp365,37 triliun. Lebih lanjut, dia melaporkan realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp168,51 triliun, 28,17 persen terhadap target.

Adapun, realisasi Pendapatan Negara mencapai 90,95 persen terhadap target. Pencapaian ini terdiri atas, realisasi Penerimaan Perpajakan Rp 1.744,55 triliun, 86,31 persen dari target atau tumbuh 2,49 persen (yoy).

“Realisasi tersebut terdiri atas Penerimaan Pajak Rp 1.523,70 triliun, 88,69 persen terhadap target, atau tumbuh 5,33 persen (yoy) serta Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Rp 220,85 triiliun, 72,84 persen terhadap target, atau terkontraksi 13,60 persen (yoy),” kata Sri Mulyani.

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp 494,18 triliun, 111,96 persen terhadap target atau tumbuh 3,72 persen (yoy). Realisasi Penerimaan Hibah Rp 1,37 triliun tumbuh 124,15 persen (yoy).

Sumber: cnbcindoensia