Vatikan Terlibat Misi Perdamaian Perang Antara Rusia dengan Ukraina

JAKARTA,CanalBerita- Invasi Rusia ke Ukraina di mulai pada 24 Februari 2022 yang ditandai dengan pengerahan kekuatan militer oleh Moskwa. Sejak perang, korban dari pihak Ukraina diperkirakan 124.500 hingga 131.000 korban,diantaranya 15.500 hingga 16.500 meninggal dan 109 hingga 113.500 terluka.

Dari pihak  Rusia yang tewas sejak awal perang sebanyak 162.560 orang. Sedangkan jumlah total pengungsi Ukraina menurut Kantor Badan PBB untuk Pengungsi atau UNHCR, Rabu (18/1), berjumlah  7.977.980 pengungsi.

UNHCR menyebutkan, sejak 24 Februari 2022 hingga 17 Januari 2023, jumlah pengungsi Ukraina terbanyak yakni 2.852.395 orang berupaya mencari perlindungan di Rusia. Kemudian disusul pengungsi yang diterima Polandia sebanyak 1.563.386 orang, Jerman 1.021.667 orang, Republik Ceko 482.049, dan Spanyol 161.012 orang.

Sementara di Inggris Raya terdapat 155.500 pengungsi Ukraina, Bulgaria 150.404 orang, Prancis 118.994, Slovakia 107.476, serta Rumania dan Moldova dengan masing-masing 107.229 dan 102.283 pengungsi.

Guna mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina, Vatikan terlibat langsung dalam misi perdamaian rahasia. Menurut Paus Fransiskus, misi perdamaian yang dilakukan salah satunya membantu memulangkan nak-anak Ukraina yang dibawa ke Rusia atau pun wilayah yang diduduki oleh pasukan Rusia.

“Ada sebuah misi yang tengah dijalankan saat ini, namun belum diungkapkan kepada publik. Ketika sudah terbuka untuk umum, saya akan mengumumkannya,” kata Paus Fransiskus, sebagaimana di lansir dari detik.com, Selasa, 2 Mei 2023.

“Saya percaya bahwa perdamaian akan selalu tercipta dengan cara membuka jalan. Anda tidak akan pernah bisa mencapai perdamaian melalui jalan yang tertutup. … Ini tidak mudah,” tambah Paus Fransiskus.

Misi perdamaian untuk Ukraina
Paus Fransiskus mengatakan bahwa dia telah berbicara mengenai situasi di Ukraina dengan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban. Selain itu, Paus Fransiskus juga telah berbincang dengan Uskup Metropolitan Hilarion, perwakilan dari Gereja Ortodoks Rusia di Budapest.

“Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, kami tidak hanya berbicara tentang & ‘Si Kecil Berkerudung Merah’. Kami membahas semua hal. Semua orang tertarik dengan jalan menuju perdamaian,” jelas Paus Fransiskus.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Paus Fransiskus telah memohon upaya perdamaian hampir setiap minggunya, dan telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk bertindak sebagai perantara antara Kyiv dan Moskow. Sayangnya, tawaran mulia tersebut sejauh ini gagal menghasilkan terobosan apa pun.

Paus Fransiskus, 86 tahun, sebelumnya telah mengatakan bahwa dia ingin mengunjungi Kyiv dan juga Moskow dalam upaya membawa misi perdamaian.

Saatnya memulangkan anak-anak Ukraina dari Rusia
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal juga telah bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada hari Kamis (27/04) dan mengatakan bahwa mereka telah mendiskusikan “formula perdamaian” yang diajukan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Selain berdiskusi mengenai “formula perdamaian”, PM Shmyhal juga meminta bantuan Vatikan untuk memulangkan anak-anak Ukraina. Kyiv memperkirakan setidaknya 19.500 anak telah dibawa paksa ke Rusia atau Krimea, wilayah yang diduduki oleh pasukan Rusia sejak Moskow menginvasi pada Februari tahun lalu, dalam apa yang disebut Shmyhal sebagai deportasi ilegal.

“Takhta Suci (Vatikan) bersedia melakukan upaya itu (membantu memulangkan anak-anak Ukraina), karena itu adalah hal yang tepat,” kata Paus Fransiskus di dalam pesawat.

“Semua perbuatan kemanusiaan dapat membantu, tetapi tindakan keji tidak akan membantu. Kita harus melakukan semua yang mungkin dilakukan secara kemanusiaan,” tambahnya.

Kondisi kesehatan Paus Fransiskus
Paus Fransiskus, yang terlihat dalam kondisi yang relatif baik selama perjalanan kunjungannya ke Hungaria, juga berbicara tentang kesehatannya setelah dirawat di rumah sakit pada akhir Maret lalu, yang menurut pernyataan resmi Vatikan karena penyakit bronkitis.

“Saya tidak kehilangan kesadaran tetapi saya mengalami demam tinggi dan pada jam 3 sore dokter segera membawa saya ke rumah sakit,” jelasnya.

“Yag terjadi adalah pneumonia akut di bagian bawah paru-paru. Syukurlah saya bisa menceritakannya. Tubuh juga merespons dengan baik terhadap upaya pengobatan, puji Tuhan,” katanya.

Paus Fransiskus juga menambahkan bahwa sejauh ini tidak ada perubahan pada rencana kunjungannya ke Lisbon untuk menghadiri pertemuan kaum muda internasional pada bulan Agustus mendatang, juga terkait kunjungannya ke Marseilles serta Mongolia.

Sumber: detik.com
Editor: alfrid u. gara