Tolak BBM Subsidi Naik, Mahasiswa Kalteng Gelar Demo

PALANGKA RAYA, Canal Berita — Puluhan manahsiswa yang terganggu dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar aksi demo di depan Kantor Gubernur Jalan G Obos, Kota Palangka Raya pada Jumat 2 September 2022 pagi.

Mereka meminta pemerintah mengevakuasi kembali rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubdisi. Karena BBM merupakan komoditas yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat di negara Indonesia. Tentu hal ini juga melibatkan seluruh kalangan masyarakat dalam penggunaannya, baik itu kelompok masyarakat menengah ke atas ataupun masyarakat menengah ke bawah.

Menurut para aksi demo, selain kenaikan BBM yang sudah direncanakan oleh pemerintah, pemasokan atau distribusinya juga menjadi sorotan bersama yang mana penyaluran pertalite hingga 14 Agustus 2022 yakni 214.135 KL, dari kuota pada 2022 sebesar 268.150 KL. Jadi ketika dihitung sampai akhir tahun nantinya jumlah pemasokan pertalite tidak mencukupi.

(FOTO: HERIYANTO)

Ketua PKC PMII Kalteng, Fahrizal mengatakan, pihaknya menilai naiknya harga BBM bersubsidi sangat merugikan masyarakat. Terlebih perekonomian sekarang masih belum stabil akibat Pandemi Covid-19 melanda selama dua tahun ini.

“Tidak sedikit masyarakat menengah ke bawah yang gulung tikar akan usaha kecilnya karena pengaruh dari pandemi Covid-19, banyak juga para pekerja yang di PHK dikarenakan kurangnya profit. Nah apalagi pemerintah merencanakan akan menaikan harga BBM bersubsidi seperti pertalite,” ucap Fahrizal.

Dalam aksi damai tersebuy, mereka menyampaikan empat tuntutan dia antara meminta pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Tengah untuk menolak kenaikan harga BBM, kedua meminta mengawasi dan menertibkan SPBU agar penyaluran BBM subsidi dan non subsidi tersalurkan secara tepat sasaran, ketiga mendorong pemerintah supaya membentuk tim satgas untuk menindak tegas kepada mafia ataupun oknum penimbun BBM di Provinsi Kalimantan Tengah.

“Yang terakhir mendorong pemerintah agar lebih berdaulat dalam pembelian BBM dari produsen minyak termurah. Apabila empat tuntutan tersebut tidak ada tanggapan selama satu Minggu, kami akan menggelar aksi dengan jumlah massa lebih banyak lagi,” tegasnya. (CNB1)