Waduh, Harga Batu Bara Ambles 4% Lebih…

JAKARTA,canalberita.com-Harga batu bara amblas. Pada perdagangan Rabu (3/8/2022), harga batu kontrak September di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 378,55 per ton. Turun 4,35% dibandingkan hari sebelumnya.

Pelemahan tersebut adalah yang terbesar sejak 18 Juli lalu (8%). Secara keseluruhan, harga batu bara sudah ambles 10,7% dalam sepekan secara point to point.

 

Dalam sebulan, harga batu bara juga menyusut 3,3% sementara dalam setahun masih melesat 158,6%.

Melandainya harga batu bara sejalan dengan menyusutnya harga gas dan minyak mentah dunia. Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) kemarin berada di kisaran 199,19 euro per megawatt-jam. Harga gas alam turun 2,9% dibandingkan hari sebelumnya.

Sementara itu, harga minyak mentah Brent turun 3,7% ke US$ 96,78 per barel, terendah sejak 21 Februari atau empat bulan lebih. Harga minyak jatuh setelah OPEC sepakat meningkatkan produksi sebesar 100.000 barel per hari selama September.

Dilansir dari The Financial Post, harga gas jatuh karena inventori di Eropa meningkat sementara permintaan turun. Inventori gas di Eropa saat ini sudah mencapai 70%, menyamai rata-rata dalam lima tahun. Sebaliknya, permintaan gas dari sektor industri di kawasan Eropa pada Juli anjlok 19% (year on year/yoy) bahkan amblas 24% di Jerman.

Melemahnya harga gas dan minyak ini berdampak besar terhadap harga batu bara mengingat pasir hitam merupakan sumber energi alternatif bagi kedua komoditas tersebut. Pelemahan juga disebabkan oleh kekhawatiran melemahnya kinerja industri di China serta keputusan pemerintah India untuk membatalkan kewajiban impor batu bara.

Ekonom Standard Chartered Shuang Ding mengatakan kegagalan pengembang properti Evergrande melakukan proposal restrukturisasi utang sebesar US$ 300 miliar dikhawatirkan meruntuhkan kepercayaan investor. Tidak hanya di sektor properti, kepercayaan investor di sektor lain juga akan ikut jatuh, termasuk ke sektor industri baja yang dekat dengan batu bara.

“Jika persoalan ini tidak ditangani dengan benar maka itu akan berdampak kepada ekonomi secara keseluruhan mulai, termasuk ke konsumsi rumah tangga,” tutur Ding, kepada CNBC International.

Faktor lain yang membuat harga batu bara ambruk adalah keputusan pemerintah India menghapus ketentuan wajib impor 10%. India membatalkan keputusan tersebut setelah produksi batu bara mereka meningkat pesat. Inventori batu bara pada pembangkit mereka juga ada di batas aman yakni rata-rata 50%.

Produksi batu bara India mencapai 265,65 juta ton pada April-Juli atau melonjak 26,44% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pada Mei lalu, pemerintah India mengeluarkan peraturan untuk mewajibkan semua produsen listrik untuk mengimpor 10% batu bara sebagai syarat untuk mendapatkan pasokan batu bara domestik.

Sumber:cnbcindonesia