Mengapa Orang Tua Perlu Lakukan Tes Genetik pada Anak?

JAKARTA, canalberita.com– Kesehatan dan masa depan terbaik untuk anak tentu menjadi fokus orang tua. Hanya saja sering kali orang tua salah langkah, termasuk diantaranya menyangkut gizi anak.

Dokter spesialis gizi klinis Cindiawaty Pudjiadi mengatakan, kebutuhan gizi setiap anak berbeda. Hal ini juga bisa dipengaruhi oleh genetika anak itu sendiri.

Apalagi, tidak sedikit juga anak yang memiliki gen penyakit tertentu dalam tubuh. Saat menjalani gaya hidup yang salah, bukan tak mungkin penyakit itu berkembang.

“Ada yang butuh karbo banyak, ada yang tidak, karena berpotensi gula darahnya on [naik],” kata Cindi dalam acara talk show Kiddygenme yang digelar Kalbe Farma, beberapa waktu lalu.

Cindi mengaku kerap menerima pasien anak dengan kasus obesitas hingga hipertensi. Tidak sedikit juga anak yang datang kepadanya memiliki penyakit diabetes. Penyakit-penyakit yang umumnya dikeluhkan orang dewasa ini malah menyerang anak-anak di usia emas mereka.

Munculnya penyakit-penyakit ini tidak terlepas dari peran serta orang tua dalam menjaga asupan makanan hingga pola asuh yang diterapkan. Para orang tua cenderung menerapkan apa yang menurut mereka tepat tanpa benar-benar memahami kondisi tubuh anak.

“Makanya harus benar-benar tahu secara ilmiah, apa sih minat anak, penyakit apa sih yang ada di tubuh anak, diet apa yang harus diterapkan agar penyakitnya tidak on,” kata Cindi.

Untuk mengetahui hal ini, diperlukan pemeriksaan genetik atau DNA anak yang bisa dilakukan sejak anak lahir.

Pemeriksaan genetik atau DNA ini biasanya dilakukan melalui cairan ludah. Prosesnya yakni dengan menggunakan kandungan DNA di air liur dari dinding mukosa mulut yang ditampung dan kemudian diuji di laboratorium.

Jika hasilnya telah keluar, hasil tes genetik bisa menunjukkan berbagai penyakit, minat anak, potensi yang bisa diraih hingga makanan apa yang seharusnya dikonsumsi mereka.

Hasil tes genetik ini juga bisa memberikan informasi bagaimana merancang dan mempersonalisasi rekomendasi gaya hidup yang tepat, serta asupan nutrisi untuk mempertahankan vitalitas menuju tahun-tahun keemasan anak.

“Ini bisa dilakukan agar para orang tua tidak salah langkah hingga terkesan memaksakan keinginan untuk membentuk karakter maupun masa depan anak mereka,” kata Cindi.

Sumber: CNN Indonesia