Perang Makin Ngeri, Kapal-kapal Tempur Rusia Tiba di Ukraina

CANALBERITA.COM – Rusia dikabarkan mengerahkan kapal-kapal perangnya untuk mengepung Ukraina. Ini dilaporkan sejumlah media menjadi strategi baru setelah selama ini Kremlin cenderung mengandalkan pasukan darat.

Kapal perang Rusia ditulis EurAsian Times dikutip Kamis (17/3/2022), telah memasuki Berdyansk, kota pelabuhan di Ukraina yang telah direbut Moskow. Kota ini dekat dengan Mariupol yang masih coba ditaklukan tentara Presiden Vladimir Putin.

Menurut laporan itu hal ini juga telah diperkuat dengan pantauan intelijen militer Inggris. Tentara Rusia juga telah mencoba mendaratkan kapel amfibi di lepas pantai Laut Azov sejak 13 Maret.

“Rusia telah melakukan satu pendaratan amfibi di Laut Azov dan dapat melakukan operasi serupa lebih lanjut dalam beberapa minggu mendatang,” kata Kementerian Pertahanan Inggris mengutip intelijen sebagaimana diposting di Twitter.

Setali tiga uang, dalam laporan terbaru CNN International, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) juga menyiratkan hal serupa. Tempo serangan Rusia disebut sudah mulai meningkat di Ukraina dengan menggunakan kapal-kapal perang yang berada di Laut Hitam.

Seorang pejabat senior Pertahanan AS mengatakan bahwa beberapa lokasi yang digempur dari laut. Ini merupakan kota-kota yang berada di bibir pantai, salah satunya Odessa, yang merupakan pusat pelabuhan maritim milik Ukraina.

“Kami telah mengamati sendiri penembakan di beberapa kota, beberapa kota di dekat Odessa, tetapi tidak di Odessa,” ujarnya.

“Saya benar-benar tidak ingin berspekulasi tetapi bisa jadi mereka hanya mempersiapkan cara untuk mempermudah semacam serangan darat di Odessa.”

Rusia sendiri melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Putin mengatakan serangan ini dilakukan untuk mencapai dua hal yakni Ukraina yang netral dan memaksa Kyiv mengakui pencaplokannya Krimea pada 2014.

Hingga saat ini laporan perang masih terjadi dan Moskow belum bisa menguasai Kyiv. Mengutip data PBB, setidaknya 1.300 warga Ukraina meninggal dunia dan lebih dari 2,5 juta lainnya telah mengungsi ke negara sekitar.

(sumber: cnbcindonesia.com)