Presiden Ukraina Singgung AS-NATO, Merasa Ditinggal Hadapi Rusia

CANALBERITA.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merasa negaranya diabaikan oleh Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) di tengah invasi Rusia yang kian meluas.

Zelensky mengatakan Ukraina dibiarkan sendiri mempertahankan negaranya dari serangan Rusia yang melancarkan invasi besar-besaran hingga kini telah menewaskan 130 warga Ukraina.

“Kami dibiarkan sendiri untuk mempertahankan negara kami,” kata Zelensky dalam pidato yang direkam dalam video, dikutip dari AFP, Jumat (15/2).

“Siapa yang siap bertempur bersama kami? Saya tidak melihat siapapun. Siapa yang menjamin aksesi Ukraina ke NATO? Semua orang takut,” imbuhnya.

Berdasarkan laporan yang Zelensky terima hingga Kamis (24/2) malam, setidaknya ada 137 warga Ukraina baik anggota militer maupun warga sipil yang tewas karena serangan rudal Rusia. Sementara itu 316 orang lainnya terluka.

Zelensky mengungkapkan “kelompok sabotase” Rusia juga telah memasuki ibu kota Kiev. Ia mendesak warga ibu kota untuk tetap waspada dan mematuhi jam malam yang telah ditentukan.

Zelensky menegaskan dia dan keluarganya tetap akan berada di Ukraina, meskipun Rusia mengidentifikasi dia sebagai target utama mereka.

Hingga kini, pasukan Rusia telah bergerak hampir ke seluruh kota strategis Ukraina. Moskow mengklaim berhasil melumpuhkan 74 fasilitas militer Ukraina.

Pasukan Rusia juga telah menguasai fasilitas nuklir Chernobyl di Ukraina utara, salah satu tempat terjadinya bencana nuklir paling parah di dunia.

Militer Rusia menduduki situs nuklir tersebut pada hari pertama invasi, demikian keterangan Agensi Manajemen Zona Eksklusi yang merupakan lembaga resmi pemerintah Ukraina.

Hingga kini AS Cs telah menjatuhkan sederet sanksi bagi Ukraina. Namun, Amerika menegaskan hingga kini tidak akan menerjunkan pasukan atau bantuan militer untuk membantu Ukraina melawan Rusia.

NATO pun belum memutuskan respons militer terkait konflik ini, salah satunya karena Ukraina bukan anggota aliansi tersebut. Namun, negara-negara NATO seperti Polandia, Estonia, Latvia, dan Lituania telah menyuarakan memberlakukan Pasal 4 NATO terkait serangan Rusia ke Ukraina.

Pasal 4 NATO berbunyi, “Para pihak akan berkonsultasi bersama kapan pun, menurut pendapat salah satu dari mereka, integritas teritorial, kemerdekaan politik atau keamanan salah satu pihak terancam.”

Menurut situs NATO, konsultasi berdasarkan Pasal 4 dapat mengarah pada tindakan kolektif di antara 30 negara anggota.

(sumber: cnnindonesia.com)