‘Sampai Kapan Mau Subsidi BBM Kalau Harganya Naik Terus?’

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan bahwa membengkaknya subsidi energi hingga Rp 502 triliun telah mengorbankan banyak hal. Salah satunya, sejumlah proyek-proyek yang diprioritaskan.

Berbicara dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Tito mengatakan krisis energi yang dipicu perang Rusia-Ukraina memang tidak terelakkan. Kala harga energi naik, semua negara pun ramai-ramai ikut menaikkan harga bensin di negaranya masing-masing.

“Mungkin daerah belum, enggak paham betul situasi global tersebut, sehingga menganggap ini gak ada efek. Ini seperti di gambar [subsidi] Rp 52,5 triliun, berkembang menjadi Rp 502 triliun,” kata Tito, Selasa (30/8/2022).

Tito mengatakan harga bensin dalam negeri yang saat ini masih terkendali tak lepas dari gelontoran subsidi yang disalurkan pemerintah. Namun, Tito menegaskan kas keuangan negara tidak bisa selamanya menanggung beban subsidi yang semakin meningkat.

“Ini gak main-main. Kita aman, karena ada subsidi dari pemerintah pusat. Pertanyaannya sampai kapan kita mau subsidi BBM ketika naik terus?,” kata Tito.

Tito mengatakan, pembengkakan subsidi bukan tanpa risiko. Menurutnya, banyak proyek-proyek pemerintah, bahkan proyek prioritas yang akhirnya terganggu karena sebagian alokasi dananya dialihkan untuk subsidi energi yang mencakup bensin, listrik dan LPG.

“KIta harus mengorbankan program lain, baik program strategis termasuk program yang berdampak pada program yang wajib. Rekan-rekan sekalian, ini yang perlu kita waspadai,” kata Tito.

(sumber: cnbcindonesia.com)

BBM