Pasukan Putin Dihajar Rudal AS, Ukraina Sebut Rusia Panik

JAKARTA, canalberita.com–Gubernur wilayah regional Luhansk Ukraina, Serhiy Hadai, menyebut bahwa saat ini pihak Rusia sedang mengalami kepanikan. Pasalnya, Kyiv berhasil meluncurkan rudal buatan Amerika Serikat (AS), HIMARS, ke gudang persenjataan milik Moskow.

Hadai mengatakan bahwa serangan HIMARS yang ditujukan ke depot senjata Rusia telah menurunkan kemampuan tempur Rusia. Ia menyebut keberhasilan ini akan diteruskan dalam bentuk serangan balasan lainnya.

“Seperti yang telah dilihat seluruh dunia selama seminggu terakhir ini, kami telah mampu menimbulkan kerusakan besar pada sistem pertahanan rudal dan fasilitas penyimpanan amunisi mereka jauh di belakang garis musuh,” jelas Haidai dikutip Newsweek, Kamis (14/7/2022).

“Ini sebagian besar disebabkan oleh variasi senjata yang baru-baru ini kami terima dari Barat. Dan ketika kami memiliki jumlah persenjataan yang cukup, kami akan dapat melakukan serangan balik lebih lanjut.”

Hadai menambahkan bahwa saat ini Kyiv membutuhkan lebih banyak HIMARS untuk kembali mengklaim wilayahnya yang dicaplok oleh Rusia. Ia bahkan mengklaim sudah banyak tentara Rusia yang memutuskan mundur akibat kecanggihan HIMARS ini.

“Maka tidak peduli siapa yang dibawa Rusia, pasukan Kadyrov Chechnya, Burya, mereka sudah dalam mode panik atas senjata presisi jarak jauh ini, yang menggempur posisi mereka.”

“Sudah ada laporan desersi massal dari unit Rusia yang berbeda karena ini adalah perang nyata, ini mengerikan dan tidak ada yang ingin dikirim ke kematian mereka,” tambahnya.

“Dan kematian cukup dijamin ketika Anda menghadapi sesuatu yang menghancurkan seperti HIMARS, yang menghancurkan segalanya.”

Sebelumnya, serangan rudal HIMARS telah berhasil menghancurkan sebuah depot persenjataan Rusia yang berada di dekat wilayah Kherson. WIlayah ini merupakan wilayah Ukraina yang berhasil dikuasai Kremlin di awal-awal serangannya.

Sebuah laporan Kyiv menyebutkan bahwa 52 orang tewas dalam serangan itu. Laporan Ukraina lainnya menunjukan bahwa ada 12 petinggi militer Rusia yang juga ikut tewas saat serangan HIMARS.

Tewasnya petinggi militer dan kehancuran depot senjata ini juga disebutkan membuat Presiden Rusia Vladimir Putin marah. Ia dilaporkan sedang mencari pihak yang harus bertanggung jawab atas pertahanan negara itu.

Dalam laporan media inggris Daily Star, beberapa jajaran Putin menyalahkan sistem pertahanan rudal S-400 milik Moskow yang gagal berfungsi untuk melindungi targetnya.

Meski begitu, berita ini ditepis oleh Rusia. Pihak berwenang pro-Moskow menyebut serangan HIMARS ini merusak infrastruktur sipil dan menewaskan sedikitnya tujuh orang warga.

Sumber:  cnbcindonesia