Harga Minyak Dunia Anjlok di Tengah Kekhawatiran Resesi Ekonomi

JAKARTA, canalberita.com–Harga minyak dunia anjlok hingga 3,7 persen pada akhir perdagangan Kamis (20/6), waktu Amerika Serikat (AS).

Pelemahan harga minyak mentah terjadi karena OPEC+ mengonfirmasi hanya akan meningkatkan produksi pada Agustus meskipun pasokan global berisiko menurun.

Dilansir Antara, Jumat (1/7), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun US$4,02 atau 3,7 persen ke US$105,76 per barel.

Lalu, minyak minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September melemah US$3,42 atau 3 persen ke US$109,03 per barel.Kontrak pengiriman Agustus yang berakhir pada Kamis (30/6) turun US$1,45 atau 1,3 persen ke US$114,81 dolar AS per barel.

Berdasarkan kontrak bulan depan, standar minyak mentah AS dan Brent masing-masing telah kehilangan 7,8 persen dan 6,5 persen untuk pengiriman Juni, tetapi kedua harga acuan minyak mentah menguat lebih dari 40 persen tahun ini.

Kelompok produsen OPEC+, termasuk Rusia sepakat untuk tetap pada strategi produksinya setelah dua hari pertemuan. Mereka menghindari pembahasan kebijakan mulai September dan seterusnya.

Padahal OPEC+ sebelumnya memutuskan untuk meningkatkan produksi setiap bulan sebesar 648.000 barel per hari (bph) pada Juli dan Agustus.

Sanksi terhadap minyak Rusia juga telah membantu membuat harga energi melonjak dan memicu kekhawatiran inflasi dan resesi ekonomi.

Harga minyak turun bersama Wall Street pada Kamis (30/6). S&P 500 ditetapkan untuk enam bulan pertama dan menjadi yang terburuk sejak 1970 silam di tengah kekhawatiran bank-bank sentral bertekad mengendalikan inflasi yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi global.

Penurunan harga di pasar minyak diperburuk karena para pedagang AS menyesuaikan posisi menjelang liburan akhir pekan tiga hari pada 4 Juli mendatang.

Gangguan lebih lanjut pada pasokan dapat membatasi penurunan harga di tengah penangguhan pengiriman Libya dari dua pelabuhan timur, sedangkan produksi Ekuador turun karena protes yang sedang berlangsung.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan kemungkinan batas harga impor yang dikenakan pada minyak Rusia dapat mendorong harga lebih tinggi.

Sumber: CNN Indonesia