Dipimpin Prosus Ventures dan Tencent, Ula Raih Pendanaan Seri B Rp 1,2 Triliun

canalberita.com — Ula, perusahaan rintisan (startup) B2B ecommerce marketplace Indonesia raih pendanaan seri B sebesar US $87 juta atau setara dengan Rp 1,24 triliun yang dipimpin bersama Prosus Ventures, Tencent, dan B-Capital. Pendanaan ini juga diikuti Bezos Expeditions, yang merupakan perusahaan venture capital milik pendiri Amazon, Jeff Bezos, beserta investor-investor terkemuka di Asia Tenggara lainnya yaitu Northstar Group, AC Ventures, dan Citius.

Para investor yang telah mendanai Ula pada seri sebelumnya seperti Lightspeed India, Sequoia Capital India, Quona Capital, dan Alter Global, juga turut berpartisipasi kembali pada pendanaan seri B kali ini. Ula juga turut mengajak Pandu Sjahrir, yang merupakan seorang investor serta pengusaha, sebagai penasehat perusahaan.

“Pendanaan Seri B Ula, yang diumumkan hanya delapan bulan setelah pendanaan Seri A di bulan Januari, akan digunakan untuk investasi pada pertumbuhan kehadiran Ula di seluruh Indonesia, penambahan kategori baru, pengembangan layanan Beli-Sekarang-Bayar-Nanti (Buy-Now-Pay-Later/BNPL), serta pembangunan teknologi baru, infrastruktur logistik, dan rantai pasokan lokal,” kata Co-Founder dan Chief Operating Officer Ula Riky Tenggara dalam keterangan tertulis, Senin (4/10/2021).

Dengan bertambahnya warung yang terdaftar, Ula sekarang dapat menggunakan data transaksi warung, serta pengetahuan tentang pasar ritel untuk memberikan pilihan layanan pay later, yang diprediksi memiliki total nilai pasar sebesar US$ 150 miliar di Indonesia. “Adanya keterbatasan akses pemilik warung terhadap layanan perbankan tradisional dan ketergantungan mereka dengan pemasukan harian, membuat pilihan pembayaran pay later kepada supplier memiliki manfaat yang luar biasa bagi mereka,” kata dia.

Co-Founder dan Chief Commercial Officer Ula Derry Sakti mengatakan misi utama Ula untuk mendukung warung tradisional sangat relevan khususnya di masa pandemi seperti ini. “Kami berusaha memperkuat kehadiran Ula, memperbanyak pilihan produk, serta meningkatkan kualitas layanan di daerah pedesaan dan kawasan yang memiliki akses terbatas, dengan tujuan untuk membantu para pemilik warung mempercepat proses pemulihan usahanya akibat Covid-19,” kata dia.

Dengan Ula, mereka tidak perlu lagi khawatir tentang pembelian barang, ketersediaan produk, atau bahkan pembayaran, yang akan memberikan mereka waktu lebih banyak untuk fokus kepada hal lain yang lebih penting.

Co-Founder dan Managing Partner Northstar Patrick Walujo mengatakan, setelah lebih dari 1 dekade berinvestasi di Asia Tenggara, pihaknya telah menyaksikan bahwa perusahaan-perusahaan dengan misi sosial yang kuat dapat bertumbuh dengan sangat cepat. ”Kami mempunyai kesamaan misi dengan Ula dalam memberdayakan UMKM Indonesia melalui teknologi dan berharap dapat mendukung pertumbuhannya di Indonesia,” ungkapnya.

Founder, Managing Partner AC Ventures Adrian Li menilai, misi Ula untuk memberdayakan 63 juta UMKM di Indonesia dengan teknologi digital merupakan salah satu peluang terbesar di Asia Tenggara. Apalagi, berkontribusi lebih dari 60% dari Produk Domestik Bruto Indonesia, UMKM merupakan penyokong perekonomian Indonesia dan Ula menyediakan pengadaan dan sistem operasional yang lebih efisien, dan pada akhirnya membuka akses akan pemenuhan kredit yang sangat dibutuhkan untuk memperluas skala bisnis UMKM.

Hanya dalam 20 bulan sejak peluncuran dan di tengah kondisi pandemi Covid-19, Ula telah tumbuh sebesar 230 kali lipat dan sekarang menawarkan lebih dari 6.000 produk serta melayani lebih dari 70.000 warung di dalam platformnya. Ula memiliki tim yang tersebar di tiga negara dan merupakan salah satu perusahaan rintisan dengan pertumbuhan tercepat di kawasan ini.

 

Investor Daily