Permintaan Minyak Sawit Diprediksi Masih Kuat

KUALA LUMPUR, Canal Berita — Harga minyak sawit di Bursa Berjangka Malaysia terus mengalami penurunan hingga mencapai RM 100/ton. Tercatat kontrak berjangka CPO untuk Oktober turun RM 116 menjadi RM 3,659 per ton, November turun RM 132 menjadi RM 3,724, dan Desember turun RM 134 pada RM 3,783 per ton.

Indonesia telah menghentikan sementara Pungutan Ekspor minyak sawit sejak 15 Juli, untuk meningkatkan ekspor, sementara kebijakan Bea Keluar (BK) tetap dipertahankan dan disesuaikan setiap dua bulan sesuai dengan harga referensi CPO.

Analis Perdagangan Derivatif dari IcebergX Sdn Bhd, David Ng mengatakan, pajak ekspor yang lebih tinggi dan harga referensi pada akhirnya akan membuat harga CPO kurang kompetitif dari para pesaingnya.

Namun demikian tutur David Ng, permintaan diperkirakan akan tetap kuat karena pada akhirnya stok Indonesia akan menurun. Ini mungkin mengalihkan sebagian permintaan minyak sawit ke Malaysia. “Tetapi pada akhirnya pemerintah akan dapat mengumpulkan penerimaan pajak yang lebih tinggi dengan mempertahankan harga referensi ekspor,” katanya dikutip InfoSAWIT dari The Edge Malaysia.

Sementara produksi minyak sawit Malaysia tercatat naik 9,7% di bulan Agustus dibandingkan bulan sebelumnya, sementara ekspor turun 1,9%, kondisi ini mendoorng persediaan naik menjadi 2,09 juta ton.

Stok minyak sawit Malaysia akan tetap tinggi sampai penghentian pajak Indonesia berakhir pada Oktober, yang berarti ekspor dari Malaysia hanya bisa meningkat menjelang akhir tahun,” tutur David Ng.

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Canalberita.com dengan infosawit.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, 
grafis,  video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab infosawit.com.
CPOSawit