Taliban Andalkan Dana dari China

canalberita.com – Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada sebuah surat kabar Italia bahwa kelompok itu akan bergantung terutama pada pembiayaan dari China menyusul penarikan pasukan asing dari Afghanistan dan pengambilalihan negara itu.

Dalam wawancaranya yang diterbitkan oleh La Repubblica pada Kamis (2/9), Mujahid mengatakan bahwa Taliban akan berjuang untuk kebangkitan ekonomi dengan bantuan China.

China adalah mitra terpenting kami dan mewakili peluang fundamental dan luar biasa bagi kami, karena China siap untuk berinvestasi dan membangun kembali negara kami,” kata juru bicara Taliban seperti dikutip dalam wawancara tersebut.

Dia mengatakan Jalur Sutra Baru—sebuah inisiatif infrastruktur yang dengannya China ingin meningkatkan pengaruh globalnya dengan membuka rute perdagangan—dijunjung tinggi oleh Taliban.

Ada tambang tembaga yang kaya di negara ini, yang berkat Cina, dapat dioperasikan kembali dan dimodernisasi. Selain itu, China adalah akses kami ke pasar di seluruh dunia,” lanjutnya.

Mujahid juga menegaskan bahwa perempuan akan diizinkan untuk melanjutkan studi di universitas di masa depan. Dia mengatakan wanita akan dapat bekerja sebagai perawat, di kepolisian atau sebagai asisten di kementerian, tetapi mengesampingkan bahwa akan ada menteri wanita.

Taliban menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul, pada 15 Agustus lalu ketika pemerintah negara yang didukung Barat mengakhiri perang selama 20 tahun di tengah kekhawatiran keruntuhan ekonomi dan kelaparan yang meluas.

Menyusul keberangkatan pasukan asing yang kacau dari bandara Kabul dalam beberapa pekan terakhir, negara-negara Barat sangat membatasi pembayaran bantuan mereka ke Afghanistan.

Afghanistan sangat membutuhkan uang, dan Taliban tidak mungkin mendapatkan akses cepat ke aset sekitar USD10 miliar (Rp143 triliun) yang sebagian besar dipegang di luar negeri oleh bank sentral Afghanistan.

Awal pekan ini, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres memperingatkan bencana kemanusiaan yang mengancam Afghanistan dan mendesak negara-negara untuk menyediakan dana darurat karena kekeringan parah dan perang telah memaksa ribuan keluarga meninggalkan rumah mereka.

Guterres menyatakan keprihatinannya yang mendalam pada krisis kemanusiaan dan ekonomi yang semakin dalam di negara itu. Dia menambahkan bahwa layanan dasar terancam hancur sepenuhnya.

Sekarang lebih dari sebelumnya, anak-anak Afghanistan, perempuan dan laki-laki membutuhkan dukungan dan solidaritas masyarakat internasional,” katanya dalam sebuah pernyataan pada Selasa (31/8) saat dia memohon dukungan keuangan dari negara-negara.

Saya mendesak semua negara anggota untuk menggali lebih dalam bagi orang-orang Afghanistan di saat-saat tergelap mereka membutuhkan. Saya mendesak mereka untuk menyediakan dana yang tepat waktu, fleksibel dan komprehensif,” terangnya.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, seruan kemanusiaan PBB senilai USD1,3 miliar (Rp18 triliun) saat ini untuk Afghanistan hanya dipenuhi 39 persen.

(okezone.com)