Rupiah Kuat Bikin Dolar Jadi Incaran, Stok Money Changer Terbatas!

JAAKARTA,CanalBerita-Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang per hari ini tembus di level Rp 15.400 membuat tempat penukaran uang atau money changer menjadi sasaran orang yang ingin membeli dolar. Namun, stoknya menjadi terbatas karena tak ada yang tukar dolarnya ke mata uang rupiah.

Pantauan CNBC Indonesia di sejumlah tempat money changer kawasan ITC Kuningan dan Mal Ambasador, Rabu (21/8/2024), tak banyak orang yang melakukan transaksi jual beli dolar hingga membuat antrean panjang. Terpantau hanya satu dua orang berlalu lalang keluar masuk untuk menukar valas.

Misalnya di money changer Valuta Artha Mas ITC Kuningan. Terpantau hanya sekitar dua orang yang bertransaksi valas dengan beragam mata uang asing, dengan jumlah sedikit, adapun untuk dolar masih nihil. “Masih belum ada yang transaksi US sih,” kata Alya, petugas money changer Valuta Artha saat ditemui di lokasi, Rabu (21/8/2024).

Petugas money changer itu bercerita, sejak rupiah perkasa sembilan hari lalu, memang banyak yang mencari dolar untuk membeli. Valuta Artha menawarkan kurs beli dolar senilai Rp 15.440/US$ per pagi ini, sedangkan kurs jual dolar ke rupiah Rp 15.485/US$.

Namun, karena saat tren pelemahan dolar saat ini terjadi, ia mengatakan bahwa sedikit nasabah yang menjual dolarnya beberapa hari terakhir, sehingga stok uang tunai dolar itu sedang minim. Lain halnya saat rupiah terkapar di level atas Rp 16.000/US$ hingga awal Agustus lalu, banyak nasabah yang jual dolarnya.

“Jadi kita sebetulnya lagi susah barangnya, barang masuk sedikit, yang mau beli banyak. Jadi untuk sekarang-sekarang itu kita stok US nya enggak banyak karena yang lagi jual enggak ada,” ungkap Alya.

Kondisi serupa terjadi di money changer Indorate Prima Javalas, yang juga berlokasi di ITC Kuningan, saat pagi tadi, satu dua orang saja yang datang ke tempat itu dan belum ada transaksi dolar yang dilakukan. Stok dolar di tempat itu juga disebut petugasnya tengah tak melimpah. “Kita juga lagi kosong stoknya karena enggak ada yang jual,” ujar Amalia petugas Idorate Prima.

Saat kurs rupiah terus bergerak di level atas Rp 16.000/US$ sejak April lalu, Amalia mengatakan bahwa sebetulnya banyak nasabah yang menjual dolar simpanannya. “Pas di Rp 16.000/US$ rata-rata bisa jual US$ 7.000-8.000 per harinya,” kata Amalia. Namun, kini sepi yang bertransaksi. Amalia menduga banyak yang menahan untuk menjual dolarnya karena untuk kepentingan investasi jangka panjang.

Di tempat money changer Sandi Valas kawasan Mal Ambasador, juga tak nampak banyak yang melakukan transaksi. Terpantau seorang ibu-ibu malah menanyakan kurs beli yen Jepang. “Jadi sama aja, sesuai kebutuhan aja mereka sekarang, soalnya enggak ada yang numpuk (antere),” kata Petugas Sandi Valas, Edo, di lokasi.

Mayoritas nasabah yang transaksi valas di tempat Edo untuk kepentingan rutin biaya sekolah maupun traveling. Karena itu, Edo menganggap kini sebetulnya penukaran di money changer trennya flat karena memang sesuai kebutuhan masing-masing nasabah.

“Jadi enggak ada yang spesifik gimana-gimana sih. Pas kemarin di Rp 16.000/US$ agak ramai nuker tapi ada juga kok yang beli. Pas yang Rp 15.000/US$ kayak sekarang nih, mungkin karena udah banyak yang nuker di Rp 16.000 kemarin, jadi maksudnya flat aja enggak ada yang wah di kita,” tegas Edo.

Sumber: CNBC Indoenesia