Sederet Negara di Uni Eropa Tolak Minyak Sawit Untuk Biodiesel

JAKARTA, Canal Berita — Jerman menjadi salah satu negara konsumen minyak sawit terbesar untuk biodiesel, berencana menghentikan penggunaan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel pada tahun 2023. Dampaknya diperkirakan akan terasa pada tahun 2022, karena industri ini sedang beralih ke bahan baku berbasis limbah.

Lebih memprihatinkan adalah pendekatan yang dilakukan Belgia, negara tersebut melarang, bahan baku minyak sawit di pasar biofuel dan biogas atau komoditas lain yang langsung atau tidak langsung berasal dari kelapa sawit, serta berbasis minyak kedelai, atau produk lain yang secara langsung atau tidak langsung berasal dari tanaman kedelai pada 1 Januari 2022.

Negara-negara anggota lainnya seperti Belanda, Italia, Denmark, dan Portugal berencana untuk mengikuti peraturan serupa dengan melakukan penghapusan penggunaan minyak sawit untuk biofuel kendati kebijakan itu masih dalam tahap penyusunan.

Sementara, dalam outlook pertanian 2021-2031, Komisi Uni Eropa memproyeksikan penggunaan biodiesel di kawasan tersebut akan diperkirakan melorot 24% menjadi 14,3 miliar liter pada 2031 setelah mencapai puncaknya pada 18,9 miliar liter pada 2023.

Penggunaan bioetanol tidak akan terlalu terpengaruh karena juga memiliki aplikasi non-bahan bakar, tetapi masih akan berkurang 10% menjadi 6,4 miliar liter pada 2031 setelah naik menjadi 7,1 miliar liter pada 2023.

Penurunan konsumsi biodiesel diperkirakan akan mempengaruhi penggunaan minyak sawit karena kriteria keberlanjutan yang lebih ketat, sementara penggunaan minyak rapeseed diperkirakan akan tetap stabil, mewakili sekitar setengah dari bahan baku biodiesel,” catat Komisi Uni Eropa.

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Canalberita.com dengan infosawit.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, 
grafis,  video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab infosawit.com.