3 Dalih PSSI Sebut JIS Tak Layak Gelar Indonesia vs Curacao

PSSI menyebut Jakarta International Stadium (JIS) tak layak menggelar FIFA Match Day antara Indonesia vs Curacao pada 27 September mendatang. Berikut tiga dalih PSSI.
Semula PSSI menjadwalkan laga Indonesia vs Curacao digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada 24 September dan di JIS untuk pertandingan kedua pada 27 September.

Namun dalam perjalanannya pihak PSSI mengubah rencana tersebut. Pertandingan pertama tetap di GBLA, dengan pertemuan kedua dipastikan bukan di JIS. PSSI menyatakan ada sejumlah calon venue, dengan Stadion Pakansari, Cibinong, sebagai kandidat utama.

Perubahan tersebut membuat PSSI mendapat kritikan di media sosial. Tidak sedikit netizen yang mengaitkan perubahan itu dengan pernyataan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan yang siap maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat.

Namun PSSI, lewat pernyataan resmi Jumat (9/9), kemudian mengungkapkan alasan batal menggunakan JIS untuk menggelar laga FIFA Match Day Indonesia vs Curacao.

1. Infrastruktur Belum Layak 100 Persen
Setelah melakukan uji kelayakan, PSSI menganggap JIS belum layak untuk menggelar FIFA matchday. Berdasarkan hasil inspeksi tim Infrastructure Safety and Security PSSI, Stadion JIS belum memenuhi kelayakan 100 persen infrastruktur (area drop off tim, sirkulasi aktivitas terkait pertandingan di outer perimeter menumpuk di barat utara).

PSSI menyatakan Concourse timur belum dapat digunakan, perimeter tribune perlu pengkajian ulang, pagar perimeter di bawah concourse barat tidak kokoh) dan sarana prasarana pendukung (kantung parkir, transportasi umum, dan jalan akses menuju stadion belum sesuai standar).

“Sehingga untuk menggelar sebuah pertandingan FIFA Match Day yang mengundang animo penonton sangat banyak maka perlu dilakukan simulasi terkait jumlah penonton mulai dari 25% – 50% – 75% – 100% dari perhitungan maximum safety capacity,” ujar Sekjen PSSI Yunus Nusi.

2. Sarana Pendukung Belum Sesuai Standar
PSSI mengklaim untuk ukuran JIS yang begitu megah (dengan daya tampung 80 ribu kursi) hanya bisa menampung parkir sekitar 800 unit kendaraan roda empat itu sangat riskan.

Selain itu masuk stadion hanya satu pintu sehingga dikhawatirkan jika bersamaan keluar akan memakan waktu yang lama.
“Di samping itu terkait dengan plafon yang rendah karena bus tidak bisa masuk, bisa jadi bus tim tamu dan tim tuan rumah berhentinya di area umum, tidak di area sebagaimana mestinya yang sudah diatur. Nah kalau kita paksakan pasti akan menjadi catalan FIFA,” ujar Yunus.

3. Biaya Sewa yang Tinggi
Dalam keterangan resmi, PSSI mencantumkan masalah sewa stadion yang tinggi sebagai salah satu alasan batal menggelar laga Indonesia vs Curacao di JIS.

“Kendala lain adalah biaya sewa stadion yang tinggi. Tim sekelas Persija Jakarta pun lebih memilih stadion di Bekasi. Tentu juga selain karena infrastruktur yang belum memadai,” tulis pihak PSSI.

Pihak Jakpro sendiri lewat pernyataan resmi kemudian menyatakan bahwa JIS sudah sesuai dengan standar FIFA.

Plt Direktur Proyek JIS, Arry Wibowo, menyatakan melalui amanah yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jakpro telah menyelesaikan pembangunan stadion kelas dunia berstandar FIFA.

Dalam keterangan resmi, Jakpro menyebut JIS dirancang oleh Buro Happold, konsultan perencana dari Inggris, yang memiliki pengalaman internasional dalam merancang stadion-stadion sepak bola modern di Liga Inggris seperti Tottenham Hotspur Stadium di London serta perancangan beberapa stadion Piala Dunia Qatar 2022.

“JIS merupakan salah satu stadion yang mirip dengan stadion di Eropa baik secara desain maupun fasilitas. Selain itu, Jakpro juga didampingi langsung oleh Assessor FIFA pada saat perencanaan dan desain JIS dilakukan,” ujar Arry.

(sumber: cnnindonesia.com)