Resesi Seks & Taiwan Minggir, Ada ‘Kiamat’ Baru Ancam China

JAKARTA,canalberita.com-Bukan hanya menghadapi masalah tingkat kelahiran yang rendah, China kembali menghadapi masalah baru. Negara itu menghadapi kekeringan dan gelombang panas, serta membuat Sungai Yatze mengering.

Hal ini membawa masalah baru bagi China. Pasalnya, menurut Kementerian Sumber Daya, Sungai Yatze mempengaruhi keamanan air minum masyarakat pedesaan dan ternak, serta pertumbuhan tanaman penduduk setempat

Hal ini pun akhirnya membuat pemerintah memodifikasi cuaca agar banyak curah hujan turun di Sungai Yatze. Beberapa daerah mengerahkan program tersebut namun dengan tutupan awan yang terlalu tipis.

Di Provinsi Hubei misalnya, otoritas mengumumkan akan menggunakan batang iodida perak untuk menginduksi curah hujan. Wilayah itu termasuk yang terdampak masalah kekeringan kali ini.

Laporan Departemen Manajemen Darurat setempat, 4,2 juta warga Hubei tedampak kekeringan parah sejak Juni. Ada lebih dari 150 ribu orang sulit mengakses air minum, dan 400 ribu hektar tanaman rusak.

Pemerintah pusat sendiri diketahui pula mengerahkan dana bantuan guna mengatasi hal ini. Sejumlah ternak dipindahkan ke daerah lain serta akan ada 300 juta yuan sebagai bantuan bencana sebagaimana dijelaskan Kementerian Keuangan China.

Perlu diketahui, Sungai Yangtze merupakan sungai terpanjang di Cina dan Asia. Sungai ini juga menjadi yang terpanjang ketiga di dunia dengan 6.300 km dan melintasi 10 provinsi di China.

Lembah sungainya membentang kira-kira sejauh 3.200 km dari barat ke timur dan lebih dari 1.000 km dari utara ke selatan. Sungai ini bersumber dari Tibet dan bermuara di Laut China Timur (LCT).

Sementara itu, peringatan tertinggi “waspada merah” gelombang panas dikeluarkan China pada 138 kota dan kabupaten pada Rabu ini. Badan Meteorologi juga menempatkan 373 kota dan kabupaten dalam peringatan “oranye” atau tertinggi kedua.

Suhu tinggi diperkirakan akan terus terjadi pada Cekungan Sichuan dan sebagian besar China tengah. Hal ini akan sampai 26 Agustus mendatang.

Pada hari Senin, CNN Internasional mencatat gelombang panas negara itu terjadi selama 64 hari. Ini menjadi kejadian terpanjang selama lebih enam dekade, yang dicatat mulai tahun 1961.

“Gelombang panas kali ini berkepanjangan, cakupannya luas dan ekstrem kuat,” kata pernyataan Pusat Iklim Nasional China. “Mengambil semua tanda bersama-sama, gelombang panas di China akan terus berlanjut dan intensitasnya akan meningkat”.

Sumber:cnbcindonesia