Ketua MPR Bilang RI Bisa Hiperinflasi, Sangat Mungkin Terjadi

 JAKARTA,caalberita.com-Inflasi Indonesia diperkirakan tembus double digit pada September 2022. Tepatnya berkisar 10-12%. Jika ramalan ini tepat, maka menjadi inflasi lebih dari 10% pertama sejak Desember 2008.

Perkiraan itu disampaikan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo dalam Pidato Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI & DPD RI Tahun 2022 di gedung DPR, kompleks parlemen, Selasa (16/8/2022).

“Pada bulan September 2022, kita diprediksi akan menghadapi ancaman hiper-inflasi dengan angka inflasi pada kisaran 10 hingga 12%,” kata Bambang.

Bambang mengatakan, kenaikan inflasi dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka inflasi pada Juli berada di level 4,94% dan diperkirakan akan terus meningkat.

“Pada bulan Agustus diprediksi akan meningkat pada kisaran 5-6%,” kata Bambang.

Bambang menyebut, laju kenaikan inflasi, disertai dengan lonjakan harga pangan dan energi, akan membebani masyarakat, yang baru saja bangkit dari pandemi Covid-19.

Inflasi Indonesia tembus dua digit terakhir kali pada Mei hingga Desember 2008. Saat itu berturut-turut inflasi Indonesia tercatat 10,386% (Mei), 11,282% (Juni), 12,004% (Juli), 11,747% (Agustus), 11,9292% (September), 11,551% (Oktober), 11,481% (November), dan 10,233% (Desember).

Meroketnya inflasi disengat oleh meroketnya harga minyak dunia saat itu. Harga minyak dunia pecah rekor mencapai US$ 138,91 per barel pada 9 Juli 2008, melejit 47% secara point-to-point sejak awal 2008.

Hal ini juga turut mengerek Indonesia Crude Price (ICP) minyak mentah Indonesia. Pada Juli, ICP minyak mentah berada di puncak-puncaknya yakni US$134,96 per barel.

Puncak inflasi Indonesia pun terjadi pada Juli 2008 di 12,004%. Hal ini juga sudah didorong oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Pada Mei 2008 bensin sejuta umat Indonesia yakni RON88 atau Premium, naik menjadi Rp 6.000 per liter dari Rp 4.500 per liter.

Pada 2022 sebenarnya Indonesia mengalami kejadian serupa seperti 2008 di mana harga minyak mentah dunia dan harga domestik menanjak. Namun, sampai saat ini pemerintah memutuskan belum menaikkan harga bensin subsidi meskipun jurang harga jual dengan harga ekonominya sudah menganga lebar.

Harga keekonomian RON90 atau Pertalite di angka Rp 17.200 per liter. Sementara harga jualnya Rp7.650 per liter. Sehingga pemerintah harus nombok Rp9.950 per liter.

Pun dengan bensin RON92 atau Pertamax yang harganya masih ditahan di Rp12.500 per liter guna menghindari peralihan pembeli ke Pertalite. Padahal harga ekonominya Rp 17.950 per liter.

Dalam keranjang inflasi, bensin memiliki bobot 4% menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Sehingga misalnya saja harga bbm naik 10%, inflasi bisa terdorong hingga 0,4 poin persentase terhadap inflasi.

Namun, jika kemudian harga Pertalite sesuai dengan harga pasar maka inflasi bisa terdorong hingga 5,2 poin persentase inflasi. Sehingga benar kata Bambang Soesatyo bahwa laju inflasi Sang Garuda bisa mencapai 10% atau bahkan lebih.

Sumber:cnbcindonesia