DSNG Bersama USAID SEGAR Bentuk Pogram Konservasi Hutan Disekitar Konsesi Sawit

JAKARTA, canalberita.com – PT Dharma Satya Nusantara Tbk (“DSNG”, “Perseroan”) berkolaborasi dengan United States Agency for International Development Sustainability Environmental Governance Across Region (USAID SEGAR) dalam perencanaan dan pemantuan pengelolaan area konservasi di luar konsesi (Off-Concession Conservation Area – OCCA).

Penandatanganan nota kesepahaman program kerja sama tersebut berlangsung pada Rabu, 29 Juni 2022, yang dilakukan oleh Chief Sustainability Officer DSNG, Denys Collin Munang dan Chief of Party Chemonics International mewakili USAID SEGAR, Peter Doyle. Penandatanganan disaksikan oleh Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air BAPPENAS, Nur Hygiawati Rahayu dan Deputi Direktur USAID untuk lingkungan, Mark Newton.

Denys Collin Munang, mengatakan program OCCA merupakan salah satu wujud nyata komitmen DSNG pada praktik kelapa sawit berkelanjutan. Program ini juga merupakan bagian dari komitmen DSNG terhadap investasi hijau dari &Green yang ditandatangani pada Maret 2020 lalu, untuk melaksanakan Rencana Perlindungan Lanskap di sekitar wilayah konsesi Perseroan.

“Kerja sama ini merupakan sebuah langkah yang penting bagi kami di DSNG, sejalan dengan keinginan kami untuk belajar melestarikan dan melindungi area di luar konsesi kami. DSNG sangat merasa senang dan terhormat dapat bekerja sama dengan USAID SEGAR di Off-Concession Conservation Area pertama kami,” katanya usai penandatanganan nota kesepahaman dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Rabu (29/6/2022).

Kerja sama ini menyasar dua wilayah yang penting untuk dikonservasi yang terletak di Desa Karangan Dalam (3.148 Ha) dan Desa Tepian Langsat (395 Ha) di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.

Kedua wilayah dipilih karena lokasinya yang dekat dengan area perkebunan kelapa sawit milik DSNG, serta memiliki nilai konservasi tinggi dan potensi degradasi yang juga tinggi. Beberapa wilayah di Hutan Desa Karangan Dalam dan Tepian Langsat bahkan telah terdegradasi karena kebakaran hutan dan lahan di masa lalu.

Kolaborasi ini akan berlangsung selama periode 1 Juli 2022 hingga 30 Juni 2025. Program fokus pada 3 hal, yaitu penyusunan rencana pengelolaan Hutan Desa – termasuk dalam pengumpulan baseline kondisi keanekaragaman hayati dan sosial ekonomi masyarakat; peningkatan kapasitas Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD); serta monitoring dan evaluasi bersama yang dilakukan per-enam bulan.

“Kami akan memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan teknis USAID SEGAR untuk mewujudkan proyek penting ini. Betapa pentingnya proyek ini, mengingatkan saya pada kutipan dari Jacques Cousteau yang pernah berkata, ‘… Untuk sebagian besar sejarah, manusia harus melawan alam untuk bertahan hidup; di abad ini dia mulai menyadari bahwa, untuk bertahan hidup, dia harus melindunginya,” pungkas Denys Colin Munang.

Sumber: infosawit.com