Pasokan dan Permintaan Belum Seimbang, Harga CPO Sulit Terbendung

CANALBERITA.COM – Harga minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) masih berada dalam tren positif. Tercatat, sejak berada di level RM 4.518 per ton pada 17 Septmber silam, harga CPO sudah mengalami reli mingguan selama enam pekan berturut-turut. 

Pada perdagangan Rabu (3/11), harga CPO kontrak pengiriman Januari 2022 di Bursa Derivatif Malaysia berada di level RM 4.970 per ton atau menguat 1,01% dari pembukaan. 

Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono mengatakan kenaikan harga minyak mentah dalam beberapa waktu terakhir jadi salah satu pendorong kenaikan harga CPO. Menurutnya, peningkatan harga minyak mentah akan membuat penggunaan biodiesel menjadi lebih kompetitif seiring dengan pergeseran tren kebijakan bauran energi yang lebih ramah lingkungan. 

CPO yang merupakan bahan baku pembuatan biodiesel bisa menjadi substitusi minyak mentah sehingga ketika harga minyak mentah naik, harga CPO juga ikut naik,” ungkap Wahyu kepada Kontan.co.id, Rabu (3/11). 

Selain itu, membaiknya ekonomi pasca vaksin juga mendukung penguatan permintaan. Baik permintaan ekspor dan pertumbuhan konsumsi domestik menjadi faktor utama penunjang kenaikan harga CPO.

Di satu sisi, kenaikan permintaan tidak diimbangi dengan keberadaan pasokan. Wahyu menyebut, musim penghujan yang melanda India mengakibatkan terganggunya panen ladang kacang kedelai. 

Sementara di China, adanya permasalahan krisis energi mengakibatkan banyak pabrik penghancur kacang kedelai harus tutup sehingga memangkas pasokan minyak kacang kedelai di sana. Menurutnya, hal ini pada akhirnya membuat harga minyak kacang kedelai terus merangkak naik dan membuat CPO sebagai substitusi diincar sebagai pengganti. 

Sayangnya, produsen CPO seperti Malaysia justru mencatatkan penurunan produksi ke level terendah dalam 5 tahun karena sektor tersebut menghadapi keterbatasan pasokan pekerja. 

Hal ini tercermin dari rilis ekspor CPO Negeri Jiran tersebut di mana per Oktober turun hingga 13,5% ke level 1,47 juta ton. Padahal per September, ekspor CPO Malaysia berada di angka 1,7 juta ton berdasarkan catatan Intertek Testing Services 

Dengan potensi harga minyak dunia yang masih bisa naik lagi, sekalipun CPO terkoreksi, tidak akan bertahan lama. Jadi harga CPO masih berada dalam tren penguatan ke depannya,” imbuh Wahyu.

Untuk tahun depan, Wahyu menyebut kunci pergerakan harga CPO akan terletak pada meredanya krisis energi yang membuat harga minyak dunia turun. 

Selain itu, ketika supply CPO semakin membaik dan stabil seiring dengan pembatasan sosial yang semakin longgar dan pulihnya aktivitas ekonomi bisa menghambat laju kenaikan harga CPO.

Ia memproyeksikan harga CPO akan bergerak pada rentang RM 4.500 – RM 5.500 per ton.

(sumber: kontan.co.id)