Cerita Pria di Lamongan soal Nikmatnya Geluti Seni Bonsai

canalberita.com — Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Mungkin peribahasa ini yang cocok untuk menggambarkan Khoirul Fatikin, warga Desa Dagan, Kecamatan Paciran, Lamongan.

Berawal dari orang tua yang hobi bonsai, Khoirul akhirnya ikut-ikutan bahkan menggeluti dunia merangkai tanaman hias ini.

Ia mengaku mencintai seni bonsai karena orang tuanya. Khoirul kecil, ketika itu seringkali mengikuti sang bapak keluar masuk hutan mencari tanaman untuk dijadikan bonsai.

“Sejak kecil memang sering ikut bapak keluar masuk hutan mencari tanaman untuk dijadikan bonsai,” kata Khoirul saat berbincang dengan wartawan, Senin (4/10/2021).

Khoirul mengaku, orang tuanya memang hanya seorang petani dan kebetulan memiliki hobi merangkai atau membuat bonsai. Ketika itu, bonsai hasil kreasi bapaknya pun ramai dikunjungi oleh para pembeli, yang berasal dari luar daerah Lamongan.

“Saya telah terjun dalam dunia tanaman bonsai sejak kecil. Hal tersebut lantaran pengaruh orang tua, turun temurun. Saya suka dengan bonsai mungkin faktor dari orang tua, yang suka sama bonsai lalu menurun ke saya,” ujar Khoirul.

Hingga kini, ia pun telah memiliki ratusan tanaman bonsai. Menurut Khoirul, yang membuatnya suka dan tertarik dengan bonsai itu adalah unik dan seni.

Meski sudah bertahun-tahun menggeluti seni bonsai, ia semakin penasaran dengan dunia bonsai.

“Bonsai adalah seni yang tidak ada habisnya. Ia tak sama seperti seni lainnya yang ketika sudah dibuat maka selesai prosesnya. Bonsai adalah tanaman yang hidup. Meski bonsai memiliki tampilan dan bentuk yang sudah nampak indah saat dirangkai, namun ia belum tentu selesai, ia masih terus bisa dikembangkan, kecuali jika tanaman dan orang yang merawatnya mati,” imbuhnya.

Khoirul menuturkan, proses merangkai bonsai juga tidak sama antara satu tanaman dengan tanaman lainnya. Ia mengibaratkan merawat bonsai seperti merawat bayi, karena berbagai tanaman tersebut memiliki karakter dan keunikan sendiri, dan sebagai penghobi sekaligus perajin bonsai harus mengetahui jenis-jenis tanaman tersebut.

“Bonsai ini cara merawatnya bisa dibilang gampang-gampang susah. Harus diperlakukan seperti bayi dan diperhatikan terus agar bisa hidup sehat dan tidak stres. Jangan salah, tanaman bonsai ini pun bisa stres kalau tidak dirawat dengan gemati,” tuturnya.

Lalu bagaimana merawat bonsai agar tumbuh baik? Khoirul pun menularkan resepnya. Cara merawat bonsai agar tidak terlalu sulit, menurut Khoirul, adalah melakukan penyiraman tiap hari 2 kali, pemupukan 1 minggu sekali dengan dosis yang tepat agar tidak over dosis dan pemangkasan, lalu dibentuk sesuai aturan bonsai agar batangnya seperti yang diinginkan.

“Merawat bonsai itu juga diperlukan pengorbanan. Kadang jika kita bereksperimen itu juga menemui kegagalan, namun dari situ kita akan memiliki pengalaman dan tambah pengetahuan,” terangnya.

Koleksi bonsai miliknya pun kini beragam varian. Mulai dari serut, cemara, asam, kimeng, santigi dan masih banyak lagi yang ia tampilkan di toko bunga depan rumahnya, dengan aneka bentuk dan harga yang juga variatif. Selain memberikan rasa tenang dan menyegarkan pikiran, seni bonsai juga bisa dijadikan sebagai ladang bisnis yang menggiurkan.

“Bonsai memiliki 4 kategori berdasarkan ukurannya, yakni Mame dengan ukuran 0-15 cm, Small berukuran 15-30 cm, Medium 30-60 cm, dan Large dengan ukuran 61-150 cm,” ungkapnya.

detik