Booming CPO Picu Saham Emiten Sawit Diborong Investor

canalberita.com — Saham-saham emiten produsen minyak sawit (crude palm oil/CPO) melesat pada awal perdagangan hari ini, Senin (4/10/2021), seiring tren kenaikan harga komoditas CPO akhir-akhir ini.

Berikut kenaikan saham sawit, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.09 WIB.

  1. Provident Agro (PALM), saham +5,42%, ke Rp 525/saham
  2. Tunas Baru Lampung (TBLA), +2,33%, ke Rp 880/saham
  3. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), +2,17%, ke Rp 940/saham
  4. Dharma Satya Nusantara (DSNG), +0,90%, ke Rp 560/saham
  5. Astra Agro Lestari (AALI), +0,75%, ke Rp 10.075/saham
  6. Sampoerna Agro (AGRO), +0,52%, ke Rp 1.925/saham
  7. Salim Ivomas Pratama (SIMP), +0,43%, ke Rp 472/saham

Menurut data di atas, saham PALM melesat 5,42% ke Rp 525/saham, setelah stagnan pada perdagangan Jumat (1/10) pekan lalu. Dalam sepekan, saham PALM melejit 15,64%, sementara dalam sebulan terkerek 16,67%.

Di posisi kedua, ada saham TBLA dengan kenaikan 2,33% ke Rp 880/saham, usai naik 2,99% pada Jumat minggu lalu. Ini membuat saham TBLA terangkat 9,55% dalam sepekan dan menguat 7,50% dalam sebulan.

Di bawah TBLA, saham SSMS terapresiasi 2,17% ke Rp 940/saham. Dalam sepekan saham ini melejit 15,34%, sedangkan dalam sebulan bertambah 12,57%.

Keempat, saham DSNG berhasil naik tipis 0,90% ke posisi Rp 560/saham. Saham DSNG berhasil mencuat 9,90% dalam sepekan.

Menurut data Refinitiv, harga CPO mencatatkan kenaikan 1,44% ke MYR 4.505/ton pada pekan lalu. Dalam sebulan ke belakang, harga naik 6,22% dan sejak akhir 2020 (year-to-date) melesat 25,14%.

Pada 30 September 2021, harga CPO ditutup di MYR 4.595/ton. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah perdagangan CPO.

Namun setelah itu, investor ‘gatal’ mencairkan keuntungan dan aksi jual membuat harga CPO tertekan. Maklum, cuan yang didapat memang bukan kaleng-kaleng.

Kenaikan harga CPO (dan komoditas lain) sangat membantu mendongkrak kinerja ekspor Indonesia. Ini karena Indonesia adalah negara penghasil sekaligus eksportir CPO terbesar di dunia.

Pada 2019, total ekspor CPO dunia bernilai US$ 8,43 miliar atau setara Rp 121 triliun (kurs Rp 14.300/US$). Dari jumlah tersebut, Indonesia menguasai 50,2% pasar dunia.

CPO adalah komoditas utama andalan ekspor Indonesia. Sepanjang Januari-Agustus 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor terbesar Indonesia adalah lemak dan minyak hewan/nabati yang didominasi CPO dengan nilai US$ 20,64 miliar. Ini adalah 15,39% dari total ekspor non-migas.

Dengan asumsi US$ 1 setara dengan Rp 14.315 seperti kurs tengah Bank Indonesia (BI) 1 Oktober 2021, maka nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati adalah Rp 29,55 triliun. Jumlah yang sama sekali tidak sedikit.

 

CNBC