Zambia Kehabisan Uang Kas Akibat Korupsi Parah

canalberita.com  – Presiden baru Zambia mengatakan kepada BBC bahwa ia mewarisi kas negara yang “kosong”, karena sejumlah besar uang telah dicuri.

“Orang-orang masih berusaha memindahkan dana pada menit-menit terakhir, dana tidak sah, dan bukan milik mereka,” kata Presiden Hakainde Hichilema.

Ia mengalahkan saingannya, Edgar Lungu, dalam pemilihan presiden bulan lalu.

Hichilema tidak menyebutkan nama pejabat mana pun. Lungu telah menyatakan dirinya tidak melakukan kesalahan.

BBC telah menghubungi partainya untuk meminta komentar.

Lungu memerintah negara kaya tembaga itu sejak 2015. Dia banyak dipuji karena kelancaran transisi kekuasaan ke Hichilema, yang memenangkan kursi kepresidenan setelah lima upaya gagal.

Situasi utang ‘tidak sepenuhnya diungkapkan’. Hichilema memenangkan pemilihan dengan janji memberantas korupsi, dan mengakhiri krisis keuangan dan ekonomi yang telah membuat utang Zambia membengkak.

Untuk pertama kalinya sejak 1998, Zambia jatuh ke dalam resesi tahun lalu. Negara itu juga gagal membayar utang.

Dalam wawancara dengan BBC, sang presiden baru mengatakan bahwa kas negara “benar-benar kosong”.

Dia menambahkan bahwa “lubangnya jauh lebih besar dari yang kami perkirakan” dan situasi utang tidak “sepenuhnya diungkapkan” oleh pemerintah sebelumnya.

“Ada banyak kerusakan, sayangnya,” terangnya.

Dia menambahkan bahwa pemerintahnya sama sekali tidak akan menunjukkan toleransi terhadap korupsi, dan akan segera menyelidiki apa yang dia sebut pergerakan dana ilegal.

“Saya tidak mau bicara terlalu cepat tapi berdasarkan hal-hal yang kami ketahui sejauh ini, ini mengerikan,” lanjut Presiden.

“Anda akan merasa tidak ada orang yang bisa melakukan hal seperti itu tetapi itu sudah dilakukan. Orang-orang telah melakukannya. Mereka masih berusaha melakukannya sekarang,” ungkapnya.

Hichilema juga mengatakan ada banyak orang yang tidak bekerja, tapi berada dalam daftar gaji pemerintah.

Hichilema menunjuk ekonom dan mantan penasihat Dana Moneter Internasional (IMF), Situmbeko Musokotwane sebagai menteri keuangan.

“Kecuali kita melakukan sesuatu untuk [mengatasi masalah] anggaran, maka anggaran akan habis untuk membayar gaji dan membayar utang,” kata Musokotwane seperti dikutip kantor berita Reuters, tak lama setelah pengangkatannya.

Menurut berbagai laporan, Zambia berutang sekitar USD12 miliar (Rp171,3 triliun) kepada pihak asing.

Negara itu menghabiskan paling sedikit 30% dari pendapatannya untuk membayar bunga, menurut perusahaan rating kredit S &P Global.

Tahun lalu, Zambia melewatkan pembayaran bunga, menjadikannya negara Afrika pertama yang gagal membayar pinjaman selama pandemi.

Negara itu juga kesulitan membayar kembali pinjaman lainnya. Pemerintah sebelumnya telah meminjam banyak – termasuk dari China – untuk membangun infrastruktur.

Hichilema mengatakan pemerintah berkomitmen untuk memulihkan kredibilitasnya di antara pemberi pinjaman.

Presiden mengatakan pemerintah akan mengadakan pembicaraan dengan China, yang ia yakin akan memahami bahwa kami telah mewarisi situasi yang sangat sulit.

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan bahwa pengangguran naik menjadi lebih dari 12% pada tahun 2020 – tertinggi sejak 2011.

Janji untuk menciptakan lapangan kerja bagi anak muda Zambia adalah alasan utama lain di balik kemenangan pemilihannya.

(sumber: okezone.com)