Jokowi Tegas Memerangi Intoleransi

canalberita.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti beberapa isu perlindungan hak-hak perempuan dan minoritas. Di mana dunia memiliki kekhawatiran akan marginalisasi perempuan dan kekerasan di Afghanistan, sulitnya kemerdekaan Palestina, dan krisis politik di Myanmar yang dinilainya harus menjadi agenda bersama.

“Kita harus kuat dalam memerangi intoleransi, konflik terorisme dan perang. Perdamaian dalam keragaman, perlindungan hak-hak perempuan dan minoritas harus ditegakkan,” kata Presiden Jokowi saat pidato di UN General Assembly (UNGA) ke-76, Kamis(23/9/2021).

Ia pun menyampaikan para pemimpin ASEAN bertemu di Jakarta dan telah menyepakati lima poin konsensus terkait junta militer di Myanmar yang pelaksanaannya membutuhkan komitmen penuh dari 10 negara ASEAN yaitu Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

Sebelumnya, pertemuan pimpinan ASEAN di Jakarta, Sabtu 24 April 2021 telah menghasilkan lima poin kesepakatan atau konsensus sebagai respons atas krisis politik yang terjadi di Myanmar.

Adapun lima konsesus dimaksud adalah, Pertama, para pihak akan menahan diri dan segera menghentikan penggunaan kekerasan. Kedua, akan dimulai dialog konstruktif untuk menemukan solusi damai demi kepentingan rakyat Myanmar. Ketiga, Utusan Khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi proses mediasi dengan mendapat asistensi dari Sekretaris.

Keempat, ASEAN akan memberikan asistensi kemanusiaan melalui ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance for Disaster Management (AHA Centre). Kelima, Utusan Khusus ASEAN dan delegasinya akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan para pihak.

“Harapan besar masyarakat global harus dipenuhi dengan langkah nyata dan hasil nyata. Tanggung jawab ini ada di pundak kita dan komunitas global telah menunggu. Ini adalah tugas kita untuk memberikan harapan bagi masa depan dunia,” ucapnya.

(sumber: okezone.com)