Penasihat Keamanan AS ke Brasil Temui Bolsonaro

canalberita.com — Penasihat Keamanan Nasional/National Security Adviser (NSA) Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan bertemu dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada Kamis (5/8) waktu setempat. Keduanya fokus membahas demokrasi dan keamanan regional, perubahan iklim, dan kerja sama penanganan Covid-19.

Kedatangan Sullivan merupakan kunjungan tingkat tertinggi AS ke Brasil sejak pemerintahan Joe Biden menjabat hampir delapan bulan lalu. “Kunjungan NSA bertujuan untuk memajukan hubungan antara dua negara demokrasi terbesar di belahan bumi,” kata Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan.

Kunjungan ini terjadi di tengah bentrokan politik yang berkembang antara Bolsonaro dan pengadilan Brasil. Presiden didesak bahwa sistem pemungutan suara elektronik diduga tidak sah karena adanya kecurangan dan harus diubah.

NSA Sullivan juga bertemu dengan tiga gubernur negara bagian dari Amazon untuk membahas rencana dan strategi memerangi perubahan iklim, deforestasi dan penambangan ilegal, serta melindungi hak-hak masyarakat adat. Pekan lalu, para gubernur bertemu melalui konferensi video dengan utusan iklim AS John Kerry.

Pertemuan dengan utusan iklim AS adalah pertemuan pertama dengan kekuatan asing untuk mencari dana bagi proyek-proyek konservasi yang bertujuan menghentikan perubahan iklim.

Bolsonaro menyerukan pembangunan kawasan lindung sejak menjabat pada 2019. Langkahnya diduga berkontribusi pada lonjakan deforestasi Amazon.

Menurut Gubernur negara bagian Piaui Helder Barbalho, Sullivan menawarkan pendanaan dan teknologi untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan di Amazon. Barbalho juga mengatakan, kedua negara berkomitmen untuk menghentikan administrasi ilegal.

Delegasi Sullivan juga dilaporkan bertemu dengan perwakilan lembaga pemerintah Brasil dan perusahaan teknologi yang mengembangkan jaringan telekomunikasi masa depan. Mereka membahas penggunaan teknologi Open RAN di jaringan 5G masa depan di Brasil, serta pentingnya keamanan informasi.

Seperti diketahui, AS telah menentang penggunaan peralatan 5G yang dibuat oleh Huawei Technologies Co Ltd China dengan alasan keamanan. Meski perusahaan telekomunikasi Brasil telah membangun jaringan sebagian besar dengan komponen China.

 

(Sumber: Republika)